Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Diet Harus Sesuai Kondisi Kesehatan Masing-Masing

Basuki Eka Purnama
25/7/2022 09:30
Diet Harus Sesuai Kondisi Kesehatan Masing-Masing
Ilustrasi(Freepik)

SPESIALIS Gizi Klinik Cindiawaty Josito Pudjiadi mengatakan setiap orang memiliki cara diet yang berbeda karena diet tersebut harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing.

"Diet itu artinya pengaturan makan. Sering orang menyangka diet itu makannya harus sedikit, padahal belum tentu. Semua orang butuh pengaturan makan dan pengaturan makan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing", kata dokter yang akrab dipanggil Cindy itu, dikutip Senin (25/7).

Cindy mengatakan bahwa kalau orang tersebut sudah terkena penyakit diabetes, pengaturan makannya khusus untuk penyakit diabetes. Diet seperti ini disebut sebagai personalized diet, diet yang diatur secara individual.

Baca juga: Pakar tidak Anjurkan Orangtua Terapkan Diet Vegan pada Bayi

"Jadi, setiap orang memiliki jenis diet yang berbeda, berapa banyak makanan yang harus dikonsumsi pun berbeda. Misal ada yang butuh diet tinggi protein, ada juga diet yang rendah protein," ujar Cindy.

Diet ekstrem seperti hanya makan apel atau ubi dan minum air putih tidak baik untuk tubuh karena tubuh membutuhkan nutrisi lengkap agar tetap terjaga daya tahan tubuhnya.

"Misal ada orang yang diet dan berat badannya turun tiga kilogram dalam seminggu. Mereka berpikir kalau dietnya sukses, tapi dietnya benar atau tidak? Karena kadang-kadang yang turun itu adalah otot dan air, tapi lemaknya malah naik," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Medistra ini.

Cindy mengatakan diet seperti itu tidak membuat kita semakin sehat tapi semakin membuat kita semakin rentan terkena penyakit karena daya tahan tubuh menurun.

"Jadi kita enggak bisa (diet) sembarangan. Eggak bisa 'Ya udah, hari ini enggak makan' atau 'Ya udah, hari ini makan ini aja'. Tetap harus (diet) bergizi lengkap dan seimbang agar daya tahan tubuh kita tetap terjaga," lanjut Cindy.

Menurut Cindy, mengenali kondisi tubuh masing-masing sangat penting sebelum melakukan diet, salah satunya adalah mengenali kondisi genetik tubuh.

"Jadi, mereka (pasien) melakukan diet berdasarkan hasil pemeriksaan genetik mereka. Ada orang yang 'Kok, mereka bisa diet seperti itu tapi saya enggak?' Itu karena perbedaan genetik," ujar Cindy.

Cindy mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan genetik, orang juga bisa mengenali risiko penyakit yang ada pada tubuh mereka. Misal, ada mereka yang harus berhati-hati dengan kafein.

"Contoh kopi (kafein). Kafein disebutkan bisa menurunkan risiko sakit jantung. Oke, 50% dapat keuntungan dari kafein, tapi 50% lainnya dapat penyakit dari kafein. Jadi bedanya ada pada kondisi genetik tubuh, ada yang berisiko, ada juga yang tidak (berisiko)," kata Cindy.

Cindy melanjutkan, jika mereka mengonsumsi kopi lebih dari dua gelas per hari, risiko terkena penyakit diabetes, penyakit jantung, penyakit gagal ginjal dan penyakit hipertensi akan naik.

"Risiko penyakit itu ditentukan oleh diri kita sendiri. Mau cepat dirawat agar tidak semakin parah atau mau ditunda, semua tergantung kita," tutup Cindy. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya