Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PERGURUAN tinggi unggulan di Amerika Serikat dan Inggris, seperti kampus-kampus Ivy League dan universitas top lainnya seperti Stanford, MIT, UC Berkeley memang selalu sulit ditembus. Melandainya situasi pandemi di seluruh dunia membuat masuk ke kampus bergengsi ini menjadi lebih sulit, karena melonjaknya jumlah pendaftar ke kampus-kampus bergengsi ini.
Alhasil, angka rata-rata penerimaan pun menjadi lebih rendah. Dengan angka rata-rata penerimaan ke universitas-universitas bergengsi di Amerika Serikat dan Inggris mencapai titik terendah tahun ini. Peluang siswa Internasional pun semakin mengecil.
Namun siswa-siswi internasional tidak perlu berkecil hati, karena dengan bimbingan konsultan pendidikan berpengalaman seperti Crimson Education. Mereka dapat mempersiapkan diri dengan optimal sehingga mereka bisa memaksimalkan peluang diterima perguruan tinggi bergengsi di AS dan Inggris.
Vanya Sunanto, Country Manager Crimson Education Indonesia menginformasikan dengan jumlah aplikasi untuk Ivy League, Oxford, Cambridge dan universitas terkemuka dunia lainnya meningkat drastis.
Salah satu contohnya adalah jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di Universitas Harvard meningkat hingga 43% atau 17.000 pendaftar tambahan dari tahun sebelumnya yang hanya terdiri dari kurang lebih 40.000 pendaftar. Sehingga tingkat penerimaan pun turun. Bahkan di beberapa universitas turun hingga di bawah 4%.
"Meroketnya jumlah pendaftar sangat memengaruhi kesempatan calon mahasiswa untuk diterima di universitas-universitas terbaik itu, sehingga persaingan menjadi jauh lebih ketat dan menampilkan profil yang menonjol di formulir pendaftaran menjadi lebih penting dari sebelumnya." tutur Vanya Sunanto.
Transisi dari pandemi menuju endemi ternyata turut mengembalikan agenda pendidikan yang disiapkan orang tua bagi anak-anaknya, termasuk pendidikan tinggi di universitas terbaik di luar negeri sesuai minat dan bakat anaknya.
Saat mengumumkan angka rata-rata penerimaan mereka pada Ivy Day di akhir Maret lalu, delapan universitas Ivy League yakni Brown, Columbia, Cornell, Dartmouth, Harvard, Princeton, University of Pennsylvania, dan Yale melaporkan tingkat penerimaan terendah dalam sejarah.
Tingkat penerimaan Harvard mengalami penurunan dari 4,9% pada 2020, lalu turun menjadi 3,4% pada tahun 2021, dan kini makin turun menjadi 3,19% pada tahun 2022. Ini adalah rekor terendah sejak didirikan 386 tahun lalu. Yale dan Brown juga melaporkan rekor tingkat penerimaan yang rendah dengan angka 4,6% dan 5.4%, sementara Universitas Columbia tidak berubah dari tingkat penerimaan 3,7% tahun lalu, yang merupakan rekor terendahnya pada saat itu. Hanya Dartmouth yang naik tipis dari tahun lalu di kisaran 6,24%.
Tiga sekolah Ivy League memilih untuk tidak mengumumkan tingkat penerimaan tahun ini. Princeton, University of Pennsylvania, dan Cornell mengatakan mereka berharap bisa menghilangkan tekanan pada mahasiswa yang disebabkan tingkat penerimaan satu digit.
Bukan hanya perguruan tinggi Ivy League yang saat ini menjadi semakin ketat persaingannya. Universitas-universitas top lainnya di AS dan Inggris tahun ini, seperti MIT, Stanford, Oxford, University College of London, UC Berkeley, California Institute of Technology (Cal-Tech) juga melaporkan rekor tingkat penerimaan yang rendah.
Di tiap universitas umumnya hanya terdapat sekitar 10% mahasiswa internasional di sebagian besar universitas top ini. Sehingga,
berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa peluang pelajar Asia Tenggara termasuk Indonesia cukup kecil.
"Untuk mengantisipasi tingginya tekanan dan ketatnya persaingan dalam proses seleksi, calon mahasiswa perlu mempersiapkan diri semaksimal mungkin, jauh sebelum waktu pendaftaran dibuka untuk memanfaatkan peluang yang semakin kecil ini," lanjut Vanya.
Ia menambahkan Crimson Education adalah perusahaan pendukung penerimaan di dunia yang memandu siswa melalui setiap
aspek strategi aplikasi AS dan/atau Inggri. Termasuk mengidentifikasi universitas yang paling sesuai, dukungan pembuatan esai pribadi yang menarik, bimbingan mengikuti SAT/ACT dan bimbingan tes standar lainnya.
"Bimbingan pemilihan pengayaan akademik yang tepat sehingga profil calon mahasiswa lebih menarik, dan persiapan wawancara," papar
Vanya Sunanto.
Banyak pelajar Indonesia yang cukup kompeten dalam bidang akademis. Dengan arahan dan bimbingan yang tepat sebelum mendaftar, peluang diterima terbuka lebar. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi proses seleksi yang sangat ketat, tidak hanya beberapa bulan sebelum seleksi dan pendaftaran saja. Untuk peluang terbaik, persiapan masuk kampus-kampus bergengsi di AS dan Inggris sebaiknya dimulai sejak calon mahasiswa duduk di kelas 9 (tahun terakhir SMP).
baca juga: Rektor UNS: Teknik Sipil Prodi Terbaik di Indonesia
Sebenarnya mengapa persiapan masuk universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris ini membutuhkan waktu yang cukup panjang?
Berbicara di hadapan para orang tua dari calon mahasiswa di Asia Tenggara, Benjamin Schwartz, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Dartmouth College salah satu universitas Ivy League di AS menjelaskan bahwa tidak cukup mengandalkan nilai akademis
untuk menembus ketatnya persaingan memasuki universitas unggulan di AS.
"Nilai akademis (SAT, ACT dan transkrip akademis) hanya menentukan 40% dari total penilaian dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru. Selebihnya 30% penilaian terhadap kegiatan pengayaan akademik dan kepemimpinan dan 30% lainnya dari hasil esai dan wawancara dengan
kandidat," terangnya.
Jadi, mereka yang hanya mengandalkan nilai akademis selama sekolah tentu sangat kecil kemungkinannya untuk diterima," lanjut Benjamin Schwartz.
Hal senada juga diungkapkan Hannah Rowberry, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Oxford University. "Meskipun berbeda dalam penentuan bobotnya, namun seleksi penerimaan di Inggris juga menggunakan pendekatan yang komprehensif dengan bobot 75% untuk akademis, 15% untuk pengayaan akademik, kepemimpinan dan inovasi, serta 10% untuk aplikasi, esai dan wawancara. Dengan formula semacam ini,sangat penting para calon mahasiswa mempersiapkan dirinya sejak jauh-jauh hari," jelas Hannah Rowberry.
Di sinilah peran Crimson Education sebagai sebuah institusi untuk membantu para pelajar mempersiapkan diri agar diterima di universitas-universitas impian mereka.
Sebagai konsultan pendidikan tinggi, Crimson Education memberikan dukungan, informasi, serta arahan kepada para pelajar sehingga mereka dapat mempersiapkan diri secara matang dalam menjalani seleksi universitas.
"Jadi orang tua calon mahasiswa tidak perlu mengubur harapan agar anak-anaknya menempuh pendidikan di universitas unggulan di AS dan Inggris, melainkan mempersiapkannya dengan optimal sejak jauh-jauh hari," tutup Vanya Sunanto. (RO/N-1)
Hal itu merupakan upaya kolaborasi untuk mewujudkan sekolah unggul berbasis digital dan inklusif.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Lebih dari Sejuta Sarjana Menganggur, Ketua DPR Puan Maharani Sistem Pendidikan dan Industri Belum Terkoneksi
Anak adalah investasi emas yang kita harapkan dapat membawa negara Indonesia ke dalam era keemasan
DESA Panji Anom, Kabupaten Buleleng (Bali Utara), dan Desa Abiansemal, Kabupaten Badung (Bali Selatan) bersama SW Indonesia menjawab dua tantangan besar di masyarakat.
PADA 3 Juli 2025 kita memperingati tonggak penting dalam sejarah pendidikan tinggi di Indonesia, yakni peringatan 105 tahun Pendidikan Tinggi Teknik (PTTI).
Timnas Inggris melaju ke semifinal Euro 2025, setelah mengalahkan Swedia melalui adu penalti.
Jerman akan memperketat undang-undang untuk memberantas jaringan penyelundupan migran ke Inggris.
Aktris Harry Potter, Emma Watson, dilarang mengemudi selama enam bulan, setelah melaju melebihi batas kecepatan di Oxford, Inggris.
Menlu AS Marco Rubio dan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris sepakat menetapkan akhir Agustus sebagai batas waktu de facto untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
Ribuan warga Afghanistan direlokasi ke Inggris usai kebocoran data 19.000 orang. Skema rahasia ini akhirnya terungkap setelah super-injunction dicabut.
Presiden AS Donald Trump menerima undangan langka dari Raja Charles III untuk kunjungan kenegaraan kedua ke Inggris pada 17–19 September 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved