Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
CALON orangtua yang sedang mempersiapkan persalinan perlu menjaga kesehatan mental, serta memperbaharui perkembangan informasi dan pengetahuan di setiap usia kehamilan. Hal itu dikatakan dokter kandungan Darrell Fernando.
"Agar bisa relevan dengan kondisi yang sedang dialami," kata dia yang tergabung dalam dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu seperti dikutip dari siaran pers Tentang Anak, Sabtu (14/5).
Selain itu, calon orangtua juga perlu menjaga kesehatan mental, khususnya ibu, selama proses kehamilan hingga setelah melahirkan nanti.
Baca juga: Sambut Jabang Bayi, Ibu Harus Persiapkan Perlengkapan sejak Dini
"Jika mengalami gejala gangguan jiwa seperti sering menangis, merasa hampa, tidak dapat beraktivitas, mendengar suara, cemas berlebih, segera konsultasikan diri ke dokter dan ahlinya," kata Darrell.
Selama proses kehamilan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan calon orangtua guna menjaga kesehatan dan kenyamanan, salah satunya kontrol kehamilan sesuai dengan jadwal termasuk untuk pemeriksaan USG minimal 4x selama kehamilan.
Jadwal pemeriksaan yang disarankan yakni ketika trimester 1 (usia 10-13 minggu), trimester 2 (usia 20-24 minggu), trimester 3 (usia 28-31 minggu dan 36 minggu).
Perhatikan juga nutrisi dan pola makan dengan gizi seimbang. Darrell mengatakan, tidak ada makanan superior atau paling bagus dibandingkan makanan yang lainnya. Ibu hamil dapat mengonsumsi variasi jenis makanan untuk memenuhi kecukupan gizi.
Hal lainnya yakni konsumsi vitamin sesuai anjuran dokter. Kebutuhan vitamin ibu hamil termasuk zat besi, asam folat, dan vitamin D. Namun sebelum mengonsumsi ini semua, ibu hamil wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Selain itu, usahakan untuk beraktivitas fisik sebanyak 150 menit dalam seminggu atau 20-30 menit setiap harinya dan hindari aktivitas berat seperti lompat-lompat.
Calon orangtua, khususnya ibu, pun perlu mengenali tanda bahaya setiap trimester seperti muntah hebat, pendarahan, kontraksi atau nyeri perut hebat, pecah ketuban, tekanan darah tinggi, nyeri kepala hebat, tidak merasakan gerakan janin, dan kejang.
Terkait persiapan ASI sejak kehamilan, calon orangtua dapat mengonsultasikan kondisi medis ke dokter, bidan, konselor laktasi sejak hamil, selain itu sebaiknya berusaha menciptakan suasana yang nyaman, dukungan yang penuh, dan menghindari stres agar proses mengASIhi dapat berjalan dengan lancar.
"Kecukupan gizi ibu dan inisiasi menyusui dini (IMD) juga memiliki peranan penting dalam perjalanan mengASIhi," pungkas Darrell. (Ant/OL-1)
Banyak ibu hamil pun bertanya-tanya: apakah tes DNA bisa dilakukan sebelum persalinan? Jawabannya: bisa.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah memaparkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) fetomaternal sangat bermanfaat untuk mendeteksi lebih awal penyakit jantung bawaan pada janin.
Panel FDA meragukan keamanan antidepresan SSRI seperti Prozac dan Zoloft bagi ibu hamil, bahkan mengusulkan peringatan kotak hitam.
PROFESOR Entomologi Medis di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Prof. James Logan, menemukan fakta bahwa ibu hamil ternyata lebih disukai nyamuk dan sering digigit oleh nyamuk
Studi dari University of Durham dan Dewan Riset Medis Gambia menunjukkan ibu hamil menghembuskan karbon dioksida lebih banyak karena kenaikan berat badan
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Guru membagikan enam kebiasaan penting yang bisa diterapkan orang tua dan siswa di bulan pertama sekolah.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Makan bersama keluarga secara rutin penting untuk membangun kebiasaan makan sehat sekaligus mempererat ikatan keluarga.
Para orangtua disarankan menghindari penggunaan disinfektan dan antiseptik secara berlebihan di rumah dan fokus pada upaya kebersihan fungsional, bukan sterilisasi berlebihan.
Penelitian terbaru mengungkap lima kebohongan kecil yang sering dilakukan orangtua kepada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved