Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Hari Peduli Sampah Nasional 2022, Sinergikan Pengelolaan Sampah Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca 

M. Iqbal Al Machmudi
16/2/2022 20:56
Hari Peduli Sampah Nasional 2022, Sinergikan Pengelolaan Sampah Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca 
Warga memilah sampah di TPS 3R, Denpasar, Bali(Antara/Fikri Yusuf)

PADA Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) fokus pada sinergitas pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. HPSN diperingati tiap 21 Februari. 

HPSN tahun ini KLHK ingin peringatan tersebut diikuti oleh masyarakat hingga tingkat tapak atau paling dasar. Sehingga yang diutamakan adalah kampung iklim yang sudah dibangun sebanyak 3 ribu kampung bisa melakukan pengelolaan sampah dengan baik. 

"Dari kelola sampah yang kebanyakan organik tersebut bisa menghitung kontribusi penurunan gas emisi rumah kaca. Kita tahu yang dihitung penurunan gas emisi adalah dari sektor limbah, sementara limbah terbagi 2 yakni padat dan cair jadi HPSN kali akan diintegrasikan bagaimana sampah dikelola dengan baik di kampung iklim bersama masyarakat dan perhutanan sosial akan berikan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers daring, Rabu (16/2). 

Ditjen Pengelolaan Sampah Limbah B3, Perhutanan Sosial, dan Pengendalian Perubahan Iklim KLHK telah bekerja di lapangan untuk membangun kampung iklim di Provinsi Bali karena akan digelar KTT G20 di Pulau Dewata tersebut. 

Baca juga : Kedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Sengketa Tanah

"Hasilnya sangat menggembirakan. Kalau dari sisi pengelolaan sampah kampung iklim yang dibangun bagaimana mereka bisa mengelola sampah dari hulu sampai hilir. Mulai dari bank sampah dibangun, rumah kompos dibangun, atau pun pusat daur ulang," ujar Rosa. 

Meskipun begitu, masih ada persoalan yakni kelembagaan di kampung iklim yang tidak optimal untuk dijadikan manajemen, administrasi, dan lainnya masih kurang optimal. Sehingga KLHK turun langsung untuk memperbaiki pengelolaan kelembagaan kampung iklim tersebut. 

Masalah kedua yakni di sisi hilir pada bank sampah menjadi pasif tidak ada offtaker atau perusahaan daur ulang, tidak bisa diakses oleh bank sampah. 

Sehingga setelah semua berjalan, maka bisa dihitung kontribusi emisi gas rumah kaca sehingga pada acara KTT G20 dari masing-masing kampung berapa kontribusi yang disumbangkan oleh kampung iklim baik dari pengelolaan sampah dan perhutanan sosial. (OL-7)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya