Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENGATASI masalah sampah di Jakarta membutuhkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Hal ini akan dapat membantu mengurangi beban TPA.Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
Oleh karena itu, dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan Roadmap Pengelolaan Sampah Jakarta 2025–2026, PT. Esa Maha Karya Tunggal (Ecotru) bersama Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebinda) menginisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk “Kolaborasi Dunia Usaha dalam Mendukung Jakarta Utara Bersih dan Lestari”.
Kegiatan ini berlangsung di Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara dan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup RI Dr. Hanif Faisol Nurofiq, Walikota Jakarta Utara Bapak Hendra Hidayat, Ketua Umum ASPEBINDO Bapak Anggawira serta lebih dari 100 pemangku kepentingan dari sektor perusahaan swasta, komunitas, dan organisasi lingkungan seperti Plasticpay.
Salah satu agenda utama adalah serah terima simbolis bantuan komposter kepada perwakilan RT/RW dari enam kecamatan di Jakarta Utara. Program ini merupakan bentuk nyata kontribusi dunia usaha dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas, yang digagas oleh Eka Lestari Sinaga, Direktur PT Esa Maha Karya Tunggal yang juga merupakan Ketua Bidang 5 Lingkungan Hidup dan Transisi Energi Hijau Aspebindo. Tidak tanggung-tanggung dalam jumlah yang besar yaitu 500 tong komposter di berikan langsung kepada Hendra Hidayat selaku Walikota Jakarta Utara, di hadapan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol.
“Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil di lingkungan sekitar. Program komposter ini bukan hanya soal pengelolaan sampah, tetapi tentang membangun budaya sadar iklim dan ekonomi sirkular di tingkat komunitas. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.” Ujar, Eka Lestari Sinaga, Direktur PT Esa Maha Karya Tunggal dimana Eka L Sinaga juga merupakan Ketua Bidang 5 Transisi Energi Terbarukan dan Lingkungan Hidup Aspebindo.
Perlu diketahui, sampah organik yang tidak terkelola dengan baik berpotensi menghasilkan gas metana (CH?) di tempat pembuangan akhir (TPA), yang memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida (CO?).
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
"Program inisiasi Ketua Bidang kami (Eka L Sinaga) mendapatkan dukungan dan apresiasi karena telah menerapkan prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber daya, serta memperkuat adaptasi terhadap perubahan iklim melalui pengurangan emisi dan peningkatan ketahanan lingkungan" ujar Imam Pesuwaryantoro selaku Sekertaris Bidang 5 Transisi Energi Terbarukan dan Lingkungan Hidup Aspebindo.
Program CSR Kolaboratif diharapkan akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis lingkungan. Selain itu, mengurangi beban TPA melalui pengolahan sampah organik di tingkat rumah tangga.
Tujuan lain adalah meningkatkan kesadaran perubahan iklim melalui aksi nyata yang berdampak langsung serta membangun sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas lokal dalam menciptakan kota yang berkelanjutan.
Melalui program ini, Jakarta Utara diharapkan menjadi model percontohan pengelolaan sampah perkotaan yang berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan perubahan iklim. PT Esa Maha Karya Tunggal dan ASPEBINDO berkomitmen untuk terus mendorong inovasi dan kolaborasi lintas sektor demi masa depan yang lebih hijau dan berdaya tahan.
"Saya terharu dan berterima kasih sekali kepada PT Esa Maha Karya Tunggal atas bantuan 500 tong komposter yang telah di berikan untuk Pemerintah Kota Jakarta Utara," ucap Hendra Hidayat selaku Walikota Jakarta Utara. (H-2)
Program Adipura tidak lagi hanya menjadi simbol kota bersih, melainkan indikator strategis tata kelola persampahan modern, adil, dan berkelanjutan.
RDF Rorotan tetap menjadi salah satu strategi utama Pemprov DKI dalam mengatasi persoalan sampah, sembari menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ke depan.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Asep mengatakan selama ini sampah dari kawasan PIK masih dibuang ke TPST Bantargebang. Di sisi lain, Asep menyinggung soal kondisi Bantargebang yang sudah penuh.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved