Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PENGEMBANGAN fasilitas refund driver fuel (RDF) dinilai menjadi salah satu solusi penanganan isu sampah khususnya terkait mengatasi tempat pembuangan akhir (TPA) ilegal di sejumlah daerah.
Pasalnya, pengembangan fasilitas RDF lebih efektif dan efisien karena pengelolaan sampah melalui fasilitas RDF bisa digunakan sebagai bahan bakar energi lain seperti untuk bahan bakar PLTU dan energi listrik.
"Saya rekomendasikan agar semua lintas lini alokasi APBD dialokasikan untuk pengembangan fasilitas RDF sebagai solusi penanganan isu sampah khususnya TPA ilegal di Jawa Tengah," kata Andiniya KP, anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Golkar, usai bertemu dengan akademisi, Walhi, dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Semarang, Jateng. Ia pun mendorong agar persolan sampah tidak ditangani secara setengah-setengah serta mesti serius dan berkesinambungan sehingga semua elemen harus bergerak sejalan.
"Kita sesuaikan dengan UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 19 dan 20. Jangan dibakar (terbuka), dan jangan ditimbun, tapi dorong ke ekonomi sirkular, ini win win solution. Kebijakan ini didukung Permen ESDM Nomor 10/2025 tentang Peta Jalan Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan yang mengatur kewajiban PLN dan industri semen untuk menyerap pasokan energi terbarukan termasuk RDF," imbuhnya.
"Nanti kalau mau dikembangkan, terkait sampah organik bisa dialirkan ke biogas skala desa, arenanya tepat karena adanya pertanian dan peternakan," imbuhnya.
Andiniya berharap hasil diskusi dengan berbagai elemen tersebut bisa menjadi titik terang dalam mengatasi berbagai tantangan di lapangan. Di antaranya, hal mendasar terkait soal pemilahan sampah. Masyarakat seringkali membuang sampah dicampur jadi satu antara sampah basah dan kering serta sampah organik dan anorganik.
"Ke depan, perlu ada perencanaan dengan tim teknik dan praktik untuk memetakan rancangan yang lebih efisien terkait logistik dan pemilahan. Smart spending ini penting buat green economy yang bersifat swasembada sehingga bisa long term dan tak hanya disuntik pemerintah atau program CSR swasta," ujar Andiniya.
Ia menambahkan selain solusi jangka pendek juga perlu dilakukan solusi jangka panjang. Pendidikan kepada anak-anak sejak dini dalam menyikapi sampah, terutama dalam memilah sampah dan membuangnya. Dengan mental anak-anak yang sudah terbentuk, ke depan akan lebih ringan kerjanya.
"Selain pendidikan kepada anak-anak, juga pelatihan kepada mereka yang akan mengelola sampah hingga menjadi RDF. Pelatihan ini akan didukung Dinas Kementerian Lingkungan Hidup Jawa Tengah. Sampah sangat bernilai ekonomi apabila dikelola benar dengan membentuk manajemen yang baik," pungkas Andiniya. (H-2)
KASUS Leptospirosis di Kota Yogyakarta dilaporkan meningkat signifikan meski musim hujan telah berakhir. Diduga, peningkatan kasus tersebut berkaitan dengan persoalan sampah.
Proyek instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan yang di Makassar mendapat penolakan warga.
Pertalindo mendorong berbagai upaya agar persoalan sampah bisa diatasi seiring terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan penyelesaian 100 persen masalah sampah pada tahun 2029. Pemerintah harus lebih gencar melakukan aksi di lapangan.
IGC 2025 menjadi side event dari kegiatan Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KSTI).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved