Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hobi Kulineran, Jangan Lupa Vaksinasi Tifoid 3 Tahun Sekali

Eni kartinah
13/11/2021 21:04
Hobi Kulineran, Jangan Lupa Vaksinasi Tifoid 3 Tahun Sekali
Sanofi Pasteur Indonesia menginisiasi kampanye #SantapAman untuk menyosialisasikan pentingnya pencegahan penyakit menular melalui makanan.(Ist)

MENCOBA ragam menu makanan dan minuman alias kulineran menjadi salah satu tren yang digemari banyak masyarakat. Pandemi Covid-19 pun tak jadi penghalang. Sebab, ada layanan pesan antar melalui berbagai aplikasi di ponsel.

Nah, agar nikmat bersantap semakin mantap, kita perlu melindungi diri dari risiko food borne disease, alias penyakit yang menular melalui makanan/minuman.

Salah satu penyakit yang tergolong food borne disease ialah demam tifoid atau yang sering disebut tipes.

Penyakit ini tentu sudah tak asing lagi, sebab Indonesia memang termasuk wilayah endemik tipes dengan jumlah kejadian/prevalensi mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Kita dan teman sekitar mungkin pernah izin tak masuk sekolah/kerja gara-gara penyakit ini.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI., menjelaskan, demam tifoid adalan penyakit infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh serangan bakteri Salmonella typhi atau S.Typhi.

“Gejalanya sangat bervariasi, mulai dari yang ringan, bahkan tanpa gejala, sampai yang berat hingga timbul komplikasi yang bisa mengancam jiwa,” ujarnya pada kampanye #SantapAman yang digelar secara daring oleh Sanofi Pasteur untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional  yang jatuh pada 12 November.

Jika timbul gejala, umumnya berupa demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam.

Pada anak-anak, tipes sering disertai diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.

Penyakit ini, lanjut dr. Suzy,  menular melalui konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi bakteri dari kotoran (feses) penderita atau carrier (pembawa). Carrier ialah seseorang yang mengidap bakteri tapi tidak sakit.

“Misalnya, seorang carrier buang air besar, mungkin sesudahnya cuci tangan tapi kurang maksimal, sehingga ketika memegang gagang pintu toilet ada bakteri menempel dan menular pada orang yang kebetulan menggunakan toilet sesudahnya. Jika orang tersebut tak mencuci tangan dengan benar, lalu menyiapkan pesanan makanan/minuman kita, bisa jadi kita akan tertular,” terang dr. Suzy memberikan contoh proses penularan tipes.
 
Karena itu, lanjutnya, faktor kebersihan merupakan salah satu kunci pencegahan tipes. Faktor kebersihan ini harus dijaga mulai dari penyiapan bahan baku, proses memasak, penyiapan makanan, pengepakan, penyimpanan, pengiriman, hingga saat kita mengonsumsinya. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan sebelum kita menyiapkan, memproses, dan mengonsumsi makanan.

“Tapi, kadang kita sulit untuk memastikan dan mengontrol faktor kebersihan tersebut. Apalagi jika kita makan di luar rumah atau order online. Karena itu, kita dianjurkan untuk melakukan vaksinasi tifoid,” kata dr. Suzy.

Vaksin pencegah tipes itu, lanjutnya, bisa diberikan untuk anak sejak usia dua tahun hingga usia dewasa. “Hanya satu dosis saja, bisa memberikan perlindungan selama kurang lebih 3 tahun. Jadi, vaksinasi harus diulang setiap tiga tahun sekali,” papar dr. Suzy.

Chef  dan pecinta kuliner, William Gozali yang akrab disapa Willgoz, yang turut hadir di acara tersebut juga turut mengingatkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi pencegah tipes.

“Mencoba berbagai kuliner yang sedang tren merupakan hal yang menyenangkan. Tapi, saat kita makan di luar atau order online, tidak ada yang bisa menjamin makanan/minuman yang akan kita konsumsi 100% higienis. Itu sesuatu di luar kontrol kita. Di sinilah pentingnya peran vaksinasi. Saya sendiri juga sudah divaksin untuk mencegah tipes,” ujarnya. Ia pun sangat mendukung kampanye #SantapAman yang digencarkan Sanofi Pasteur. 

Terkait kampanye tersebut, Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr. Dhani Arifandi T, menjelaskan, kampanye #SantapAman dilakukan melalui edukasi mengenai pentingnya perlindungan diri terhadap penyakit demam tifoid/tipes di media dan media sosial @KenapaHarusVaksin.

Kampanye itu mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga higienitas saat menyiapkan dan mengonsumsi makanan, rutin mencuci tangan dengan benar, dan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko penularan tipes dengan melakukan vaksinasi tifoid. Vaksinasi  itu dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan. 

“Dengan vaksinasi, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra dan kita bisa menyantap berbagai makanan dan minuman tanpa rasa khawatir,” pungkas dr. Dhani. (Nik/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya