Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Vaksinasi Guru dan Tendik Baru Capai 23%

Faustinus Nua
21/5/2021 09:40
Vaksinasi Guru dan Tendik Baru Capai 23%
AKSINASI GURU: Petugas Dinkes Kota Bogor tengah memeriksa kesehatan kepada guru saat vaksinasi massal tenaga pendidik di Kota Bogor.(ANTARA/ Arif Firmansyah)

UNTUK mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) menjelang tahun ajaran baru, guru dan tenaga pendidikan ditarget sebagai kelompok prioritas penerima vaksin covid-19. Dari target yang ditentukan, baru 23% guru dan tendik yang menerima vaksin covid-19. Angka itu masih jauh dari target, apalagi tinggal sebulan menjelang tahun ajaran baru.

"Info terakhir dari angka 5,5 juta itu sekitar 23% sudah divaksinasi. Seperti yang saya bilang itu adalah suatu target kalau target tidak tercapai semua, ya kita harus mengejar secepat mungkin karena sudah akan memasuki tahun ajaran baru," ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Kamis (20/5).

Nadiem mengatakan bahwa vaksinasi guru dan tendik memang sempat terhambat. Hal itu disebebkan oleh ketersediaan pasokan vaksin yang diimpor beberapa waktu lalu terganggu.

Bukan hanya vaksinasii guru dan tendik, tapi juga kelompok prioritas lain turut terhambat. Sebab, sejumlah negara pemasok vaksin khawatir dengan adanya lonjakan kasus seperti yang terjadi di India di negaranya. "Jadi sama kalau vaksinasi terhambat, mungkin impor dari negara tertentu tidak mau, itu juga menjadi kendala bagi vaksinasi guru," jelasnya.

Meski masih jauh dari target, Nadiem menegaskan bahwa sekolah-sekolah dengan guru yang sudah divaksinasi tetap harus menjalankan PTM. Dan sejak Januari 2021 tercatat sudah 20% sekolah melaksanakan PTM terbatas. "Ini bukan hal baru, sejak Januari sudah mulai," tuturnya.

Dia pun optimistis bahwa target vaksinasi harus tetap dikejar. Pemerintah telah mematok target tertinggi dan itu merupakan PR untuk terus mendorong semua pihak turut berkontribusi.

Sebelumnya, pemerintah melalui SKB 4 Menteri mewajibkan sekolah-sekokah untuk menyediakan opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Pasalnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berjalan selama masa pandemi dinilai sudah terlalu lama dan bisa berdampak permanen pada sektor pendidikan di masa depan. Kemendikbudristek berjanji terus memonitor perkembangan situasi Covid-19 di Tanah Air. Sehingga keputusan yang akan diterapkan benar-benar efektif bagi dunia pendidikan.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya