Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SUSU sapi menjadi salah satu sumber gizi bagi anak balita. Ketika anak tak bisa mengonsumsi susu sapi karena alergi, ia rentan mengalami kekurangan zat gizi penting, termasuk zat besi. Kondisi ini perlu penanganan cepat dan tepat. Sebab, kekurangan zat besi akan menghambat berbagai aspek tumbuh kembang anak.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K) menjelaskan, alergi susu sapi menjadi salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami anak. Gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada setiap anak, tetapi umumnya berupa ruam merah yang gatal, bengkak, bersin-bersin, pilek, batuk, mata berair, sakit perut, muntah, atau diare.
Anak yang alergi susu sapi, lanjutnya, lebih berisiko kekurangan zat besi karena dua sebab. Pertama, anak mengalami pembatasan jenis asupan makanan karena tidak bisa mengonsumsi susu dan produk turunananya. Kedua, ketika anak tersebut tetap mengonsumsi susu sapi, timbul inflamasi (peradangan) pada saluran cerna, sehingga penyerapan zat gizi, termasuk zat besi, menjadi terhambat.
“Permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan. Di sini, peran penting orangtua sangat diperlukan untuk tanggap dalam penanganan kondisi si Kecil,” ujar Prof. Budi pada webinar Festival Soya Generasi Maju, beberapa waktu lalu.
Bagaimana solusinya? Prof. Budi mengatakan, ASI merupakan yang terbaik bagi si kecil yang tidak cocok susu sapi. Bila karena sebab tertentu anak tak bisa mendapat ASI, terdapat beberapa pilihan pengganti. Misalnya susu dengan protein terhidrolisa ekstensif atau asam amino. Namun, jika alternatif tersebut sulit didapat, anak dapat diberikan susu berbasis isolat protein soya (kedelai).
“Penelitian membuktikan, pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolisme, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf, serta fungsi hormonal dari anak-anak yang mengkonsumsi isolat protein soya tidak berbeda dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi. Jadi, anak yang minum susu berkandungan isolat protein soya tumbuh kembangnya tetap baik,” papar Prof. Budi yang merupakan Ketua UKK Alergi-Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Peran Vitamin C
Pembicara lain pada webinar tersebut, Guru Besar Ilmu Gizi FKUI, Prof. DR. dr. Saptawati Bardosono, MSc, mengingatkan kekurangan zat besi pada anak menyebabkan prestasi akademik menurun, mudah terserang penyakit, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat.
Karenanya, penting bagi orangtua untuk memastikan anak tidak keurangan zat besi. Namun tidak hanya zat besi, kecukupan vitamin C juga penting. Sebab, agar zat besi bisa terserap dengan baik dalam tubuh anak perlu bantuan vitamin C.
“Sumber makanan kaya zat besi antara lain daging merah, ayam, ikan, sayuran, dan untuk anak yang alergi susu sapi, bisa melengkapinya dengan susu berbasis isolat protein soya yang mengandung zat besi dan vitamin C,” papar pakar nutrisi yang akrab disapa Prof. Tati ini.
Alternatif Pemenuhan Nutrisi
Aktris Natasha Rizky yang juga hadir dalam webinar itu mengisahkan pengalamannya menangani anak alergi susu sapi. Ia menuturkan, kondisi sang anak, Miskha, sempat membuatnya cemas. Sebab, gejala yang timbul saat kambuh, berupa ruam merah gatal di kulit yang gatal, sangat mengganggu aktivitas Miskha. Bersama sang suami, presenter Desta, ia pun berupaya mencari jalan keluar.
“Saya dan Desta menjadi lebih berusaha untuk ekstra tanggap terhadap gejala yang muncul, rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengendalikan gejala tidak cocok susu sapi anak kami, Miskha, dengan konsumsi nutrisi alternatif yang tepat,” ujarnya pada webinar Festival Soya Generasi maju beberapa waktu lalu.
Ia bersyukur, ada alternatif susu nutrisi berbasis isolat protein soya. Menurutnya, alternatif itu sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang tidak cocok minum susu sapi.
“Dengan terpenuhinya nutrisi anak saya Miskha, saya jadi bisa mengembangkan potensinya melalui berbagai stimulasi. Sekarang Miskha bisa belajar, bermain, dan melakukan aktivitas yang ia sukai dengan nyaman karena gejala alergi susu sapinya tidak muncul lagi,” imbuhnya.
Gerakan 3K+
Untuk membantu orangtua dalam menangani anak alergi susu sapi, Sarihusada melalui produk SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx mengampanyekan Gerakan 3K yang kemudian disempurnakan menjadi Gerakan 3K+. “Gerakan 3K+ mencakup langkah-langkah yang perlu dilakukan orangtua untuk menangani alergi susu sapi pada anak,” tutur Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, Anggi Morika Septie.
Gerakan 3K+ mencakup: kenali gejalanya, konsultasikan ke dokter yang bisa dilakukan melalui telepon atau online agar anak mendapat penanganan yang tepat, kendalikan faktor penyebab tidak cocok susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat, serta kembangkan dan asah potensi prestasi si kecil dengan stimulasi yang tepat agar ia tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju. Edukasi ini bisa didapatkan secara lebih lengkap melalui website www.generasimaju.co.id/AlergiAnak.
Selain itu, lanjut Anggi, pihaknya juga menghadirkan rangkaian program edukasi Festival Soya Generasi Maju pada 23 Maret – 3 April 2021. Melalui kegiatan daring itu orangtua diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti sesi tanya dokter, berbagi tips dan cerita bersama celebrity moms, tips mengembangkan potensi prestasi, serta sesi live cooking bersama celebrity chef. (Nik/OL-09)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Alergi susu sapi, yang merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, ternyata dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Alergi susu sapi adalah kondisi yang sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sapi
Berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat dalam susu.
Alergi susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak.
Konsumsi susu sapi memang sudah menjadi bagian dari menu harian banyak orang. Tapi tidak dipungkiri ada banyak orang yang tidak bisa mengkonsumsi nya diakibatkan berbagai hal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved