Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Akhir Tahun Lalu, 164 Ribu Wisman Datang ke Indonesia

M. Ilham Ramadhan Avisena
01/2/2021 13:55
Akhir Tahun Lalu, 164 Ribu Wisman Datang ke Indonesia
Ilustrasi(Antara)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia di Desember 2020 hanya 164 ribu orang. Angka itu meningkat 13,58% dari November 2020 (month to month/mtm) namun mengalami penurunan 88,08% dibandingkan Desember 2019 (year on year/yoy).

"Wisman yang datang pada Desember ini sebagian besar masih merupakan wisman bisnis, baik yang melakukan tugas, misi tertentu, bukan wisman yang melakukan leassure," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2).

Bila dilhat dari pintu masuknya, sebanyak 96 ribu orang atau 59% masuk ke Indonesia melalui jalur darat. 44,5 ribu orang atau 27% wisman masuk melalui jalur laut dan 23,6 ribu orang atau 14% dari total wisman masuk melalui jalur udara.

"Secara bulanan ada pergerakan kecil misalnya di Ngurah Rai, pada Desember 2020 ini adalah 127 orang yang datang ke Bali. Tetapi kembali, wisman ini bukan untuk leassure, tapi datang untuk conference dan tamu dari lembaga internasional," jelas Suhariyanto.

Sedangkan menurut kebangsaan wisman yang datang ke Indonesia, lanjut Suhariyanto, penduduk Timor Leste menjadi yang paling banyak mencapai 81,1 ribu orang, atau 49,4% dari total wisman. Diikuti oleh wisman asal Malaysia sebanyak 46,3 ribu orang atau 28,2%, Tiongkok 7,1 ribu orang atau 4,3% dan negara lainnya sebesar 29,6 ribu orang atau 18%.

Bila dihitung secara kumulatif pada periode Januari hingga Desember 2020, tercatat jumlah wisman yang masuk ke Indonesia hanya 4,02 juta orang. Itu berarti terjadi penurunan hingga 75,02% dibandingkan jumlah kedatangan wisman di 2019 yang mencapai 16,1 juta.

Baca juga : Perguruan Tinggi Berperan Penting Tingkatkan Kapasitas SDM

"Tampaknya sektor pariwisata masih akan mengalami tantangan berat selama pandemi belum terkontrol," tutur Suhariyanto.

Lebih lanjut, pria yang karib disapa Kecuk itu menyampaikan, sektor transportasi terlihat masih terdampak pandemi karena pertumbuhannya lebih rendah bila dibandingkan situasi normal.

Pada angkutan udara misalnya, jumlah penumpang domestik di Desember 2020 tercatat hanya 3,56 juta orang, lebih rendah 57,76% bila dibandingkan dengan Desember 2019 yang mencapai 6,98 juta orang. Pun demikian dengan penerbangan internasional, di periode yang sama tercatat hanya 0,06 juta orang, atau turun 96,62% dari Desember 2019 yang mencapai 1,72 juta orang.

Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2020, angkutan udara penerbangan domestik hanya mengangkut 32,39 juta orang, turun 59,8% dibandingkan posisi atau jumlah penumpang domestik pada 2019. Demikian juga untuk penerbangan internasional, mengalami penurunan 80,61%.

Lalu angkutan kereta api tercatat mengangkut 13,52 juta orang di Desember 2020. Angka itu turun 63,92% dibandingkan Desember 2019 yang mengangkut 37,46 juta orang.

Sedangkan secara kumulatif, jumlah penumpang kereta selama 2020 tercatat hanya mengangkut 186,13 juta orang. Angka itu turun 56,40% bila dibandingkan dengan pengangkutan penumpang oleh kereta api di tahun 2019 yang mencapai 426,88 juta orang.

Penurunan jumlah penumpang juga terjadi di angkutan laut. Pada Desember 2020, jumlah penumpang yang diangkut hanya 1,31 juta orang, turun 43,19% dibandingkan Desembee 2019 yang mencapai 2,30 juta orang.

Pun demikian secara kumulatif, sepanjang 2020 transportasi laut hanya mengangkut 14,20 juta orang, turun 40,66% bila dibandingkan pengangkutan penumpang di 2019 yang mencapai 23,93 juta orang.

"Pandemi covid yang membatasi mobilitas masyarakat membuat sektor transportasi terpukul sangat dalam," pungkas Suhariyanto. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya