Cegah Kefatalan Akibat Sakit Pernapasan pada Anak

Eni Kartinah
02/12/2020 19:11
Cegah Kefatalan Akibat Sakit Pernapasan pada Anak
Polusi udara merupakan 50% penyebab kematian anak akibat pneumonia.(Ist/Ilustrasi)

WHO menunjukkan angka kematian akibat asma di Indonesia mencapai 1,77% dari seluruh jumlah kematian penduduk. Dengan angka itu, Indonesia menempati urutan ke-19 negara dengan kematian akibat asma terbanyak di dunia.

Sedangkan pneumonia, yang gejalanya menyerupai flu, menjadi penyebab kematian balita terbesar kedua di Indonesia. Menurut UNICEF, lebih dari 19 ribu balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada 2018.

Ini berarti, lebih dari dua anak meninggal setiap jamnya karena pneumonia. Adapun polusi udara merupakan 50% penyebab kematian anak akibat pneumonia.

Sayangnya, berbagai masalah pernapasan mulai dari hidung tersumbat, pilek, asma hingga pneumonia, menjadi kondisi kesehatan yang seringkali diabaikan para orangtua. Padahal, penanganan serta perawatan yang dilakukan sejak dini dapat menekan kasus penyakit pernapasan di kemudian hari.

“Menjaga kesehatan paru-paru sangat penting karena penyakit ini berkontribusi besar terhadap jumlah penderita dan kematian masyarakat seluruh dunia,” ujar dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan, dr. Andika Chandra Putra PhD, SpP(K) pada keterangan pers, Rabu (2/12).

“Lima penyakit paru yang paling sering terjadi dan paling banyak diderita adalah pneumonia, tuberkulosis, penyakit paru obstruktif kronis  (PPOK), kanker paru, dan asma. Untuk balita, angka kematian akibat pneumonia di Indonesia cukup tinggi yaitu 16 persen atau sekitar 920.136 balita,” ujar dr. Andika.

“Salah satu hal penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah masalah penyakit paru dan pernapasan pada balita harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, yakni dengan sang ibu tidak merokok atau menjadi perokok pasif,” jelasnya.

“Sedangkan ketika sudah lahir, bayi harus dijauhkan dari paparan polusi dan asap rokok. Tentunya akan lebih baik jika pasangan yang baru menikah langsung berhenti merokok, jika berencana punya anak,” imbuh dr.Andika.

Sementara itu Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia, mengatakan,“Bagi setiap orang tua yang memiliki anak dengan asma atau masalah pernapasan, rasa aman dan nyaman merupakan hal utama.”

“Inilah yang mendasari Omron untuk memperkenalkan ‘DuoBaby’, nebulizer cum nasal aspirator pertama di Indonesia yang didesain khusus untuk bayi, terutama yang berusia 0-5 tahun,” jelas Tomoaki.

Perangkat 2-in-1 ini membantu melegakan hidung yang tersumbat serta saluran pernapasan atas dan bawah. DuoBaby merupakan terobosan inovasi yang mengedepankan kenyamanan dan manfaat bagi orangtua untuk memberikan pengobatan dari rumah.”

Aspirator hidung melegakan hidung bayi yang tersumbat, serta membantu mereka untuk makan dan tidur dengan nyaman. Omron DuoBaby merupakan aspirator hidung pertama dengan venturi effect.

Fitur itu, menurut Tomoaki, membantu mengumpulkan seluruh kotoran dari hidung di ruang pengumpulan yang bisa dicuci, sehingga aspirator tetap higienis tanpa membutuhkan filter antibakteri.

“Aspirator ini juga memungkinkan memberi pengobatan dengan mudah karena anak-anak hanya perlu duduk dan menghirup uap melalui masker,” jelasnya. (Nik/OL-09)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya