Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Modifikasi Makanan Jaga Asupan Gizi Lansia

Atikah Ishmah Winahyu
13/10/2020 13:40
Modifikasi Makanan Jaga Asupan Gizi Lansia
SENAM UNTUK LANSIA: Sejumlah warga lanjut usia mengikuti senam lansia di Desa Berdaya Tegalurung, Balongan, Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA/Dedhez Anggara)

DI masa pandemi covid-19, lanjut usia (lansia) merupakan kelompok rentan yang asupan gizinya perlu diperhatikan agar imunitas tubuhnya terjaga. Dokter Spesialis Gizi Klinik RSUI Anna Maurina menjelaskan ada sejumlah perubahan pada tubuh yang dialami oleh lansia jika dibandingkan ketika masih berusia muda.

Asupan gizi lansia sangat bergantung pada lima hal yakni usia, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, aktivitas fisik, dan penyakit penyerta. "Untuk menjaga kondisi tubuh, maka para lansia harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mulai dari karbohidrat, protein, hingga vitamin dan mineral," ujar Amma dalam seminar daring, Selasa (13/10).

Protein yang berfungsi sebagai zat pembangun dan sumber energi bisa didapat dari hewan maupun tumbuhan seperti ayam, ikan, telur tahu, dan tempe. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, selain dari nasi, juga bisa didapatkan dari singkong dan roti. Sedangkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh, banyak didapatkan dari buah dan sayuran.

Pada lansia berusia lebih dari 65 tahun, dibutuhkan vitamin A sebanyak 500-600 mcg, vitamin C 75-90 mg, vitamin D 20 mcg, vitamin E 15 mg, seng 10-13 mg, vitamin B6 1,6-1,7 mg, vitamin B12 2,4 mcg, dan folat mcg.

Anna menambahkan, umumnya lansia mengalami masalah saat mengonsumsi makanan seperti gangguan mengunyah karena gigi tidak lengkap, penurunan pengecapan karena gangguan papil lidah sebagai indra pengecap, penurunan produksi air ludah, penurunan daya cerna, hingga berujung pada penurunan nafsu makan. Oleh sebab itu, dapat dibantu dengan menggunakan trik modifikasi makanan.

Di antaranya memberi makanan lunak, semi padat, atau cair dan ditambah rasa dengan bumbu-bumbuan seperti kunyit, jahe, dan bawang. Karena daya cerna menurun, makanan dapat dikonsumsi dalam porsi kecil dengan intensitas yang sering serta perbanyak minum air.

“Contoh trik modifikasi makanan bisa membuat bubur nasi dengan lauk cincang, oatmeal dicampur air atau susu dan buah, mashed potato, sup jagung, dan tim nasi,” tandasnya.

Masalah lansia lain umumnya yakni terjadi peningkatan massa lemak atau lemak dalam dan sering terjadi sarkopenia atau penurunan masa otot. Jadi untuk melakukan segala sesuatu berkegiatan agak susah karena massa ototnya mulai mengecil/sedikit, lalu terjadi penurunan kekuatan serta peforma fisik dan gangguan fisik,” tutur Anna.

Pada sistem saraf, terjadi penurunan kemampuan otak dalam transmisi sinyal dan komunikasi dan akhirnya penurunan kognisi. Pada kemampuan sensorik terjadi penurunan kemampuan merasa dalam pengecapan, mulut terasa kering, dan sulit menelan.

Selain itu, terjadi penurunan fungsi ginjal, jumlah urin mejadi sedikit dan rentan dehidrasi. Pada jantung dan pembuluh darah, terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah dan penurunan frekuensi nadi.

“Kemudian terjadi juga penurunan respons imun dan efektivitasnya karena ada perubahan-perubahan struktur kimia sel, ada perubahan pola protein pada permukaan sel, ada mutasi,” pungkasnya.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya