Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PAN Tuding Kebijakan Nadiem Mahal dan Memberatkan Warga

Insi Nantika Jelita
27/7/2020 10:10
PAN Tuding Kebijakan Nadiem Mahal dan Memberatkan Warga
Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) di Jakarta Timur.(ANTARA/Fakhri Hermansyah)

WAKIL Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Zita Anjani mengkritik sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang memberatkan warga. Masalah kuota internet dan bahkan anak yang tidak memiliki ponsel jadi momok utama di masyarakat.

Zita menceritakan salah seorang orang ibu rumah tangga bernama Eka Purwati yang merasakan beban pendidikan selama pandemi.

Dalam sehari, katanya bisa menghabiskan Rp50 ribu hanya untuk membeli kuota agar anaknya bisa belajar jarak jauh atau melalui daring.

Artinya, dalam 1 bulan, ia membutuhkan Rp1 juta hingga Rp1,5 juta untuk kuota internet. Belum termasuk kebutuhan makan minum dan bayar kontrakannya

Baca juga: Kegiatan Belajar di Sekolah SPK Tak Terkendala Covid-19

"Jadi konsep mas Menteri (Nadiem Makarim) ini sudah mahal dan memberatkan warga. Minim edukasi," kata Zita kepada Media Indonesia, Senin (27/7).

Pembelajaran, katanya, hanya menjadi formalitas absen semata. Tugas dari guru hanya lewat buku sekolah yang sudah dimiliki siswa tanpa memberikan video penjelasan tentang pembelajaran hari itu.

"Negara yang besar adalah negara yang memprioritaskan pendidikan untuk anak bangsanya. Kuncinya di kementerian, mereka harus bikin terobosan," tutur Putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

"Saya tidak bisa membayangkan apabila konsep pendidikan kita diterapkan hingga tahun depan," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya