Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Mahfud: Tuhan Saja Toleran, Masak Kita Tidak

Antara
12/7/2019 19:15
Mahfud: Tuhan Saja Toleran, Masak Kita Tidak
KETUA Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD dalam acara bincang seru di Universitas Al-Azhar Jakarta, Jumat (12/7).(Ist)

KETUA Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD kembali mengingatkan sikap toleransi dan saling menghormati antarsesama warga Indonesia. Sikap ini sesuai semangat konstitusi yang dipancang para pendiri bangsa.

"Sudah ditegaskan bahwa Indonesia adalah berkat Tuhan. Karena itu kita merujuk ajaran Tuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya saat membuka acara 'Bincang Seru Mahfud' di Auditorium Universitas Al-Azhar, Jakarta, Jumat (12/7).

Ajaran ketuhanan yang mendasar adalah bagaimana bertoleransi terhadap pemeluk agama lain. Mahfud menjelaskan, ajaran itu terwujud dalam agama-agama.

"Agama saya Islam. Setahu saya dalam ajaran Islam yang saya pahami ini sikap toleransi sangat ditekankan. Tuhan saja sangat toleran, masak kita tidak," jelas anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu.

Karena itu, Mahfud menegaskan, jangan ada pemaksaan atau tindakan semena-mena kehendak mayoritas.

"Jangan sampai pecah dan perang antar saudara sendiri. Cerita dari negara-negara konflik itu sangat menyedihkan dan terpuruk," katanya.


Baca juga: Konser Musik Seru di Pinggir Pantai Jakarta


Untuk mendorong nilai toleransi dan nilai-nilai lain Pancasila, kata dia, pihaknya akan terus intensif menginisiasi diskusi-diskusi kepancasilaan di berbagai kampus dan komunitas. Topik yang dibahas tentang penguatan nilai Pancasila dan pelaksanaannya.

Salah satu pembicara dalam kesempatan ini, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Asep Saefuddin, mengatakan bahwa Indonesia adalah negara percontohan dalam toleransi dan demokrasi.

"Negara-negara Timur Tengah menjadikan Indonesia sebagai percontohan bagaimana Indonesia dengan umat muslim mayoritas tetap bisa merangkul pemeluk agama lain. Mereka memuji Indonesia sebagai kodel pluralisme," katanya.

"Keragaman itu sudah fitrah, tidak bisa dipertentangkan, bukan alat perpecahan," ujarnya.

Menurut dia, potensi perpecahan sebagai imbas pemilihan umum bisa dihindari. Saat ini, sudah tidak lagi menonjol kelompok pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 01 atau 02 tapi sudah kembali menyatu.

Sementara pembicara lain, yakni komika Ari Kriting, dengan moderator Inayah Wahid, ditutup dengan stand up jenaka Cak Lontong membuat acara lebih segar meski topiknya serius. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya