Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEMUA pasti tahu lagu Ada Gajah di Balik Batu yang pernah dipopulerkan Wali Band. Lagu tersebut memang sempat begitu populer di eranya.
Kini, lagu Ada Gajah di Balik Batu kembali kerap terdengar. Namun dengan versi yang berbeda, yaitu dangdut koplo.
Menariknya, lagu ini belakangan cukup viral di TikTok. Gania Lorenza kembali memopulerkan lagu tersebut dengan versi baru yang dibalut dengan aransemen koplo. Nuansa ceria dan gaya genit khas Gania begitu menyatu dengan lagu tersebut.
Gania mengaku tidak menyangka dirinya akan membawakan lagu tersebut, namun justru merasa cocok dengan karakter lagu yang menggambarkan sosok perempuan lucu, manja, dan sedikit genit, citra yang sudah melekat dalam dirinya.
"Secara tiba-tiba sih ya. Tapi cocok buat aku yang lucu, manja, dan genit ini," ujar Gania.
Lebih jauh, Gania merasa lirik lagu Ada Gajah di Balik Batu sangat relevan dengan kenyataan yang sering ia lihat di sekitar, terutama soal dinamika hubungan yang tidak serius.
"Releated banget sih. Jadi ini kan tipikal laki-laki banyak omong, banyak maunya tapi nggak diseriusin dan ending-nya ditinggalin," tuturnya blak-blakan.
Meski bagi sebagian penyanyi membawakan lagu daur ulang bisa menjadi tantangan tersendiri, Gania justru merasa sebaliknya. Ia mengaku tidak menemui tantangan dalam membawakan lagu ini.
Justru, musik dan liriknya membuatnya merasa lebih hidup dan bebas berekspresi.
"Aku suka banget sama musiknya karena membuat aku itu ceria, banyak guyonan dan gerakan yang sangat enerjik. Suka aku," ungkapnya antusias.
Dengan aransemen koplo yang kental, versi baru lagu Ada Gajah di Balik Batu ini memang menyajikan warna berbeda. Gania pun menanggapi dengan candaan khasnya.
"Aransemennya koplo banget. Karena aku mungkin mukanya sangat koplo," katanya sambil tertawa.
Melalui lagu ini, Gania juga ingin menitipkan pesan untuk para pendengarnya, khususnya kaum pria.
"Buat kalian terutama kaum laki-laki jangan seperti itu ya. Kalau sungguh-sungguh, seriusin," katanya sambil tersenyum.
Ia berharap versi yang dibawakannya ini bisa diterima dan disukai masyarakat luas.
"Semoga banyak yang suka dengan lagu aku dengan versi aku," ucapnya.
Dikenal sebagai sosok multitalenta, Gania Lorenza lahir di Garut pada 1 Januari 2001. Ia aktif sebagai penyanyi dan penari, khususnya di bidang tari tradisional.
Setelah lulus dari SMK, Gania bergabung dengan sanggar seni tari PMP Subang dan PMP Bandung. Ia aktif mengikuti berbagai lomba tari tingkat daerah dan nasional pada 2016 hingga 2018, serta meraih sejumlah penghargaan seperti juara I, II, dan favorit.
Selain menyanyi dan menari, Gania juga menekuni berbagai bidang lain seperti modeling, akting, mengajar tari, melukis, makeup, hingga seni henna.
Ia juga dikenal sebagai penari jaipong yang andal, menjadikannya figur muda yang tidak hanya berbakat, tapi juga konsisten berkarya di berbagai ranah seni. (Z-1)
Arah Pulang dari Orkes Bada Isya adalah lagu tentang kehilangan arah, tapi juga tentang keyakinan bahwa arah itu selalu ada.
Kata Nang, yang diambil dari Bahasa Batak, merupakan panggilan sayang untuk seorang perempuan—bentuk pendek dari Nangku yang berarti sayangku atau cintaku.
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved