Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SETELAH sukses dengan EP perdananya, Hey There Elijah, musisi sekaligus produser multiplatinum, Elijah Woods kembali dengan proyek terbarunya Elijah Would!.
EP yang terdiri dari enam lagu ini mengeksplorasi sisi yang lebih personal dari Woods, sekaligus memberikan pengalaman ke dalam dunianya yang bersifat pribadi namun bisa juga diartikan secara universal.
Mengusung tema rasa cinta yang lembut, lagu-lagu yang hadir di EP Elijah Would! menawarkan suasana yang lebih introspektif dan reflektif.
Jika sebelumnya, Hey There Elijah, yang dirilis September lalu penuh dengan nuansa nostalgia musik indie-rock, EP Elijah Would! mengambil pendekatan yang lebih mentah dengan nuansanya yang lebih lembut dan intim darinya.
Woods memperjelas,"Aku ingin menunjukkan sisi yang lebih lembut dan juga pribadi pada karya kali ini."
Pada akhirnya, kedua EP tersebut sama-sama menjadi koleksi cerita elijah seputar pendewasaan sisi emosional diri kita, merayakan semua kompleksitas kehidupan, cinta, serta proses pendewasaan.
Pada EP terbarunya, Woods berkolaborasi dengan salah satu penulis lagu terkemuka sekarang, Jack LaFrantz, yang dikenal melalui kontribusinya untuk lagu Beautiful Things milik Benson Boone, dan Andrew Goldstein, sosok di balik karya-karya LANY, blackbear, MKTO, dan masih banyak lainnya.
Lagu-lagu terbaru ini juga diproduksi bersama TMS yang pernah menggarap lagu-lagu dari Lewis Capaldi dan Dua Lipa, serta Jason Suwito, yang juga memiliki andil pada karya dari Benson Boone dan juga Imagine Dragons.
Elijah Would! menggabungkan keterampilan menulis lagu yang mendalam dengan produksi musik secara kelas atas. Hasilnya adalah EP yang tidak hanya kaya secara musik, tetapi juga dapat menyentuh hati siapapun yang mendengarkannya.
Single utama dari EP ini, Skin & Bones, adalah sebuah lagu cinta yang Woods tulis untuk istrinya, Hannah. Ditulis seminggu sebelum hari pernikahan mereka, lagu ini menangkap esensi hubungan keduanya serta mencerminkan perjalanan emosional pasangan ini ketika bersiap untuk memulai babak baru dari kehidupannya bersama.
"Kami menulis Skin & Bones dalam waktu kurang dari satu jam," ungkap Woods. "Ini adalah lagu yang sangat personal untukku, lagu ini mencerminkan momen spesial dalam kehidupan aku dan Hannah."
Dengan rasa tulus sekaligus emosi yang mendalam, Skin & Bones adalah lagu untuk merayakan cinta dalam bentuknya yang paling transformatif terutama pada momen-momen penting. (Z-1)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Lagu ini memotret kisah cinta jujur Putri Habibie dan suami, yangdirilis bertepatan dengan hari pernikahan cucu Presiden ketiga RI BJ Habibie, Putri dan Rafli pada 1 Juni 2025.
Berisi tiga lagu baru, termasuk single utama Godspeed, proyek ini merupakan penghormatan terhadap gaya musik awal yang membuat House of Protection jatuh cinta dan memutuskan untuk bermusik.
MIKAIL Al Rabbdia merilis album berjudul Superego di seluruh platform musik digital, hal ini dibarengi dengan dirilisnya single ke-4 yang berjudul Dalam Perjalanan (feat. Gerald Situmorang).
Pengumuman album mini ini hanya muncul eberapa hari setelah berakhirnya tur Kang Daniel di Eropa, ACT.
Lewat permainan kata yang cerdas, lirik yang tajam, dan emosi yang terasa relatable, EP Second Self menampilkan ciri khas gaya penulisan lagu Julia Michaels.
Lewat album Aku, Dunia, dan Pikiranku, Nuranica mengeksplorasi tema-tema kehidupan sehari-hari dan emosi yang dalam, sembari menampilkan aransemennya yang semakin matang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved