Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
SETELAH lama tidak menemukan gairah saat menjalani perannya sebagai seorang aktor, Ringgo Agus Rahman akhirnya kembali mendapatkan percikan semangat saat menjalani projek film layar lebar terbarunya, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JCFF). Dalam film itu, ia pun kembali dipertemukan dengan lawan mainnya di Get Married, Nirina Zubir.
Menurutnya, film tersebut sangat berarti baginya dan Nirina, karena baru di film ini, pemikiran dan atribusinya sebagai aktor sangat dihargai oleh sang sutradara, Yandy.
“Kami dilibatkan dalam penyusunan logika cerita, pendapat kami didengarkan,kami merasa memiliki cerita ini bersama. Karena itu, gue bisa bilang ini karya yang tulus dan semoga ketulusan kami bisa sampai kepada penonton,” kata Ringgo.
Baca juga: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Persembahan Yandy untuk Sang Ibunda
Ringgo mengaku, sebelum mendapatkan peran dalam film JCSFF, ia pernah terjebak dalam titik jenuh menjadi seorang aktor dan bermain film. Ia bahkan merasa sangat jauh dari dunia yang membesarkan namanya.
“Gue sama Nirina pernah ketemu di film sebelumnya, dan kita lagi di kondisi yang sama. Gue pernah berpikir, main film akan menyenangkan, tapi saat gue main film terus, tenyata gue terjebak dalam kejenuhan. Jadi yang gue pikir hal yang gue cintai, ternyata gue masih bisa menemukan titik jenuh,” beber Ringgo.
Baca juga: Trailer Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Rilis Dinominasi Visual Hitam Putih
Sampai akhirnya, selama tiga tahun ke belakang, Ringgo memutuskan hanya mengambil tawaran shooting iklan. Selain itu, ia pun menyibukkan diri dengan menjadi seorang penyelam dan keliling Indonesia timur.
“Tiba-tiba pertanyaannya, gue mau balik lagi ke film gak ya? Gue kembali berpikir bahwa nanti kalau ada tawaran lagi mau gue coba,” jelas pemeran Agus dalam film Jomblo ini.
Tapi rupanya, saat itu Ringgo masih belum merasa gairah bermain film seperti pertama ia terjun ke dunia itu belum kembali. Dalam benaknya, tidak akan ada lagi hal yang membuatnya akan jatuh cinta lagi pada film.
Suami dari model Sabai Morscheck itu kemudian banyak menemukan hal yang tidak sesuai. Misalnya saja, banyak sutradara yang menganggapnya hanya cocok untuk berperan sebagai karakter yang lucu. Padahal, ia merasa bahwa itu bukanlah karakter yang seharusnya melekat pada dirinya.
Selain itu, menurut dia, ruang diskusi antara aktor dan sutradara sangat terbatas. Sehingga menjadikan karya itu bukan milik bersama. Karenanya, menjadi aktor menurut dia hanya sebatas profesi, bukan bertujuan untuk melahirkan karya seni
“Ada beberapa yang kalau ngomongin karakter, ya mereka bilang terserah. Lho, kita gak mau ngobrol dulu, ya?” ucap dia.
Sampai akhirnya ia bertemu Yandy. Ia menilai Yandy adalah sosok sutradara yang sangat terbuka dengan berbagai pertanyaan dan masukannya, sehingga karakter terbentuk atas diskusi bersama.
“Sampai shooting saja gue masih bertanya terus dan masih bawel. Dan dalam prosesnya, saat gue ada keraguan, ceritanya bisa diubah saat itu juga, kalau argumen gue sangat kuat dan Yandy menyetujui itu,” jelas dia.
Karenanya, dalam film tersebut, ia kembali menemukan gairah menjadi seorang aktor dan ingin kembali mendalami profesinya dengan setulus hati.
“Karena menurut gue, kalau melihat dari pekerjaan gue kemarin, gue jadi aktor gak keren sama sekali. Kalau sekarang, kalau mau jadi aktor dan ketemu sama orang kayak Yandy, ya boleh, lah. Tapi kalau ketemu yang aneh-aneh, ya lebih baik jangan,” pungkas Ringgo.
Film JESEDEF bercerita tentang Bagus (Ringgo Agus Rahman), seorang penulis film dengan tekad bulat untuk menyampaikan perasaannya kepada temannya sejak SMA, Hana (Nirina Zubir). Namun, Bagus tidak melakukan itu dengan cara biasa, ia memilih untuk merangkai cinta dalam bentuk skenario film.
Di sisi lain, film ini juga menggambarkan sisi dunia Hanna yang kehilangan warna saat ia harus kehilangan pasangan hidup yang sangat ia cintai. Kembalinya Bagus dalam kehidupan Hana yang sedang berduka, menjadi sebuah kesempatan untuk memulai lembaran baru bersama.
Menariknya, film yang juga dibintangi oleh Dion Wiyoko, Sheila Dara, Alex Abbad dan Julie Estelle ini akan menyajikan elemen visual yang berbeda. Di mana 80% film ini akan menampilkan visual hitam putih. (Z-3)
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke genre thriller-aksi non-horor, setelah enam tahun sejak film terakhirnya di genre ini, Gundala (2019).
Sharon Stone, aktris berusia 67 tahun, tampil dalam momen langka saat ia muncul di red carpet film terbarunya, Nobody 2 yang disutradarai Timo Tjahjanto.
Menjelang perilisannya pada 28 Agustus, film animasi Panji Tengkorak dibandingkan dengan Merah Putih One for All.
Panggilan Dari Kubur menghadirkan horor klasik dengan pendekatan rasa kehilangan. Ceritanya berpusat pada keluarga yang kehilangan putri mereka.
Baim Wong secara emosional mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan para bintang film layar lebar seperti Christine Hakim hingga Oka Antara di film Sukma.
Aktor Lee Ji-hoon mengonfirmasi kabar bahwa polisi sempat dipanggil menyusul perselisihan yang terjadi antara dirinya dan sang istri.
Saat SMA di Jayapura, El Putra Sarira cenderung menjadi panitia acara 17 Agustus atau perayaan hari kemerdekaan.
Inilah 7 artis berstatus WNA yang berhasil meniti karier cemerlang di Indonesia, dari penyanyi hingga aktor. Siapa saja mereka? Simak daftarnya di sini!
Fan meeting kali ini menjadi acara resmi terakhir sebelum Yeo Jin Goo menjalani wajib militer, sehingga menambah makna mendalam bagi sang aktor maupun para penggemar setianya.
Demi debutnya di film musikal, Nicolas Saputra latihan menyanyi dan menari secara intensif selama sekitar dua bulan.
Magistus Miftah berhasil membuat Joko Anwar terkesan dengan kemampuan menari yang unik, dilakukan menggunakan sepasang sepatu hak tinggi atau heels.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved