Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Muslim Fashion Fest jadi Wadah Desainer Asal Aceh

Putri Anisa Yuliani
13/8/2024 06:44
Muslim Fashion Fest jadi Wadah Desainer Asal Aceh
Penutupan Muslim Fashion Fest (Muffest) 2024(Dok)

PARA desainer asal Aceh merasa bangga memamerkan karya mereka di Muslim Fashion Fest (Muffest) 2024. Pencapaian mereka itu berkat bantuan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) yang telah memfasilitasi seluruh kebutuhannya.

“Alhamdulillah kesan selama dapat memamerkan desain saya di Muffest itu perasaannya luar biasa. Saya merasa sangat senang dan diberi kesempatan oleh AMANAH dapat menampilkan desain-desain saya,” kata salah seorang desainer Aceh, Cut Junischa, dikutip Selasa (13/8)

Ia merupakan satu dari 12 desainer yang dibawa oleh AMANAH khusus untuk mengikuti peragaan busana di Muffest 2024. Acara tersebut digelar di Istora Senayan Jakarta pada 8-11 Agustus 2024.

Cut menjelaskan karyanya kali ini berjudul Kemala Cahaya yang terinspirasi seorang prajurit perempuan pada masa Kesultanan Aceh pimpinan Sultan Iskandar Muda. Hal itu dinilai sebagai bentuk emansipasi di Aceh yang sudah terjadi sejak masa lalu.

“Kemala Cahaya itu tersebut adalah nama dari prajurit wanita yang mengawal pada masa Sultan Iskandar Muda. Hal ini menginspirasi saya bahwa pada masa Aceh sejak dahulu tidak membeda-bedakan gender,” ujarnya.

Selain Cut, ada pula desainer asal Aceh lainnya. Yakni, Amira Vanisa, Muchlisin, Nabila Fatin Jannata, Najwa Anjani, Tasya Aureliya, Asmayanti, Azzahra Fadhilah, Khairatul Masyhurah, Yayang Revia, Zikra Ulfa dan Khairul Fajri Yahya.

Koleksi busana mereka diberi tema “The Reign of Sultan: The Great Story of Aceh”. Tema tersebut terinspirasi dari masa kejayaan Kesultanan Aceh pimpinan Sultan Iskandar Muda yang menjadi era paling berpengaruh dan dihormati dalam sejarah.

Kekayaan budaya Aceh yang memikat dan anggun terlihat dari koleksi busana mereka. Perjalanan waktu ditunjukkan melalui karya-karyanya yang dijelaskan melalui tiga kata: Militer, Trade, Islamic Revolution.

Karya para desainer binaan AMANAH mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak di festival tersebut. Cut berharap pencapaian itu bisa diikuti oleh generasi muda di Aceh melalui program di AMANAH.

“Terima kasih telah memberi kesempatan dan wadah yang besar untuk anak muda seperti Muffest ini bisa menampilkan karya saya dan terima kasih yang besar kepada AMANAH untuk memberi kesempatan anak muda dan desainer Aceh untuk bisa eksplorasi lagi dan mengenal fashion desain di kancah nasional,” tuturnya.

Mengikuti ajang tersebut jadi pengalaman berharga bagi seorang desainer asal Aceh lainnya yang bernama Muchlisin. Menurutnya, masih banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan dari para pemuda di Aceh.

“Harapannya untuk AMANAH, semoga nantinya bisa lebih banyak lagi (menjaring) potensi-potensi anak muda Aceh. Dikembangkan baik itu dari fashion maupun bidang lainnya,” tuturnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya