Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Hadapi Tarif Impor 19 Persen, Pemerintah Siapkan Tekstil Jadi Andalan Ekspor

Andhika Prasetyo
23/7/2025 07:12
Hadapi Tarif Impor 19 Persen, Pemerintah Siapkan Tekstil Jadi Andalan Ekspor
Ilustrasi(Antara)

Pemerintah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi tarif impor 19% yang dikenakan Amerika Serikat kepada Indonesia. Salah satu langkahnya adalah mendorong produk-produk unggulan seperti tekstil dan aparel agar bisa bersaing dan tetap kuat di pasar ekspor.

“Kita bakal dorong terus produk tekstil. Selain itu, furnitur, sepatu, aparel, sampai produk-produk manufaktur lainnya juga jadi fokus,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat di Istana Kepresidenan, Selasa (15/7).

Airlangga menjelaskan bahwa tarif impor 19 persen sudah final dan mengikat dalam kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan AS. Karena itu, fokus berikutnya adalah memaksimalkan potensi ekspor dari komoditas yang punya daya saing tinggi, terutama ke pasar Amerika.

Tak hanya tekstil dan aparel, menurut Airlangga, produk manufaktur, elektronik, dan perlengkapan rumah tangga juga berpeluang besar untuk memperkuat neraca perdagangan Indonesia di tengah skema tarif tersebut.

Soal potensi penurunan bea masuk, Airlangga menyebut sejumlah barang impor dari AS seperti gandum memang sudah dikenai tarif nol persen sejak awal. “Sebetulnya impor kita dari Amerika seperti gandum itu memang sudah nol persen,” ujarnya.

Menariknya, tarif 19 persen ini ternyata jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Airlangga menyebut, Vietnam dan Filipina dikenai tarif 20%, Malaysia dan Brunei 25%, Kamboja dan Thailand 36%, bahkan Myanmar dan Laos sampai 40%.

Keunggulan tarif Indonesia juga terlihat jika dibandingkan dengan para pesaing global di sektor tekstil. Misalnya, Bangladesh terkena tarif 35%, Sri Lanka 30%, Pakistan 29%, dan India 27%.

Indonesia termasuk salah satu negara pertama yang berhasil mencapai kesepakatan tarif dengan AS, sehingga aturan tarif baru yang berlaku mulai 1 Agustus tidak lagi dikenakan pada produk Indonesia. Nantinya, kesepakatan ini akan difinalisasi melalui pernyataan bersama.

Sebagai gambaran, menurut data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia, termasuk alas kaki, ke AS selama kuartal I tahun 2025 mencapai US$1,85 miliar. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya