Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
Pemerintah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi tarif impor 19% yang dikenakan Amerika Serikat kepada Indonesia. Salah satu langkahnya adalah mendorong produk-produk unggulan seperti tekstil dan aparel agar bisa bersaing dan tetap kuat di pasar ekspor.
“Kita bakal dorong terus produk tekstil. Selain itu, furnitur, sepatu, aparel, sampai produk-produk manufaktur lainnya juga jadi fokus,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat di Istana Kepresidenan, Selasa (15/7).
Airlangga menjelaskan bahwa tarif impor 19 persen sudah final dan mengikat dalam kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan AS. Karena itu, fokus berikutnya adalah memaksimalkan potensi ekspor dari komoditas yang punya daya saing tinggi, terutama ke pasar Amerika.
Tak hanya tekstil dan aparel, menurut Airlangga, produk manufaktur, elektronik, dan perlengkapan rumah tangga juga berpeluang besar untuk memperkuat neraca perdagangan Indonesia di tengah skema tarif tersebut.
Soal potensi penurunan bea masuk, Airlangga menyebut sejumlah barang impor dari AS seperti gandum memang sudah dikenai tarif nol persen sejak awal. “Sebetulnya impor kita dari Amerika seperti gandum itu memang sudah nol persen,” ujarnya.
Menariknya, tarif 19 persen ini ternyata jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Airlangga menyebut, Vietnam dan Filipina dikenai tarif 20%, Malaysia dan Brunei 25%, Kamboja dan Thailand 36%, bahkan Myanmar dan Laos sampai 40%.
Keunggulan tarif Indonesia juga terlihat jika dibandingkan dengan para pesaing global di sektor tekstil. Misalnya, Bangladesh terkena tarif 35%, Sri Lanka 30%, Pakistan 29%, dan India 27%.
Indonesia termasuk salah satu negara pertama yang berhasil mencapai kesepakatan tarif dengan AS, sehingga aturan tarif baru yang berlaku mulai 1 Agustus tidak lagi dikenakan pada produk Indonesia. Nantinya, kesepakatan ini akan difinalisasi melalui pernyataan bersama.
Sebagai gambaran, menurut data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia, termasuk alas kaki, ke AS selama kuartal I tahun 2025 mencapai US$1,85 miliar. (E-3)
Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia dalam waktu dekat akan merampungkan Perjanjian Perdagangan Resiprokal atau Agreement on Reciprocal Trade.
Amerika Serikat dan Indonesia telah menyepakati ihwal perdagangan yang disebut Gedung Putih sebagai landmark trade deal.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa AS dan Filipina telah mencapai kesepakatan dagang terbaru.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa menyambut positif penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%.
Penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat dapat menggenjot ekspor dan investasi di sektor industri alas kaki.
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa tarif impor yang dikenakan kepada Indonesia oleh Amerika Serikat (AS) akan tetap sebesar 19%.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan kesepakatan besar dengan Jepang.
Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Jepang senilai US$550 miliar. Perjanjian ini mencakup tarif timbal balik 15%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved