Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Minat masyarakat terhadap dunia investasi terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi. Tujuannya beragam, mulai dari menyiapkan dana pendidikan, kebutuhan pensiun, hingga mengejar kebebasan finansial.
Investasi sendiri adalah kegiatan menempatkan dana atau aset dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti saham, obligasi, reksa dana, emas, hingga properti. Namun, banyak yang belum memahami bahwa berinvestasi juga membutuhkan perencanaan dan strategi yang matang.
Bagi investor pemula, langkah pertama yang wajib dilakukan adalah memastikan kondisi keuangan dalam keadaan sehat. Artinya, memiliki dana darurat, tidak terjebak utang konsumtif, serta memiliki penghasilan tetap. Setelah itu, baru menentukan tujuan investasi, apakah jangka pendek, menengah, atau panjang, dan memilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Misalnya, untuk tujuan jangka pendek, produk seperti deposito atau reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan. Untuk jangka menengah, investor bisa memilih obligasi atau reksa dana campuran. Sementara itu, untuk investasi jangka panjang, saham, properti, atau emas dianggap lebih ideal karena potensi keuntungannya lebih tinggi.
Namun, investasi tidak pernah lepas dari risiko. Ada risiko sistematis yang berkaitan dengan faktor ekonomi makro, seperti inflasi atau suku bunga, dan risiko non-sistematis yang terkait langsung dengan produk atau perusahaan tertentu. Karena itu, para investor Indonesia disarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio guna meminimalkan potensi kerugian.
Selain memahami risiko, penting bagi investor Indonesia untuk menyesuaikan pilihan investasi dengan profil risiko masing-masing. Ada yang konservatif, moderat, hingga agresif. Pemahaman ini penting agar investor tidak panik saat pasar berfluktuasi. Di era digital saat ini, beragam platform investasi online juga memudahkan siapa saja untuk memulai investasi dengan modal yang terjangkau.
Peluang investasi di Indonesia pun terbilang menjanjikan. Selain pasar saham dan properti, pemerintah juga rutin menerbitkan surat berharga negara yang menjadi alternatif investasi aman. Namun, investor perlu cermat memilih produk dan selalu memastikan berinvestasi lewat lembaga resmi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan risiko yang tepat, investasi dapat menjadi jalan bagi investor Indonesia dalam meraih keamanan finansial di masa depan. Lebih dari sekadar mengejar keuntungan, investasi adalah upaya mengelola keuangan dengan bijak untuk kehidupan yang lebih sejahtera.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menggaet investor asal Korea Selatan. Langkah teranyar dilakukan melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025.
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
Tokenize Indonesia, sebuah inisiatif akselerator yang diinisiasi BRI Ventures, Saison Capital, dan Coinvestasi, secara resmi menggelar rangkaian workshop.
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 7 Agustus 2025, dibuka menguat 42,59 poin atau 0,57% ke posisi 7.546,34.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
Pengguna dapat mengembangkan strategi investasi yang lebih dinamis seperti memasang order beli dan jual sebelum bursa saham Amerika dibuka.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved