Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh melambat pada 2025. Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan perekonomian nasional hanya akan melaju di kisaran 4,5% hingga 5,0% pada tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya mencapai 5,11%.
"Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 akan melambat, lebih rendah dari target sebelumnya. Ketidakpastian perang dagang yang meningkat telah mendorong perusahaan untuk menunda investasi dan rencana ekspansi," ujar Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede di kantornya, Rabu (14/5).
"Oleh karena itu, kami berharap pemerintah dapat merespons dengan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dan stimulus tepat sasaran, agar konsumsi dan investasi domestik kembali bergerak," tambahnya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah juga didasari pada realisasi laju Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I 2025 yang tercatat 4,87% secara tahunan (year on year/yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dari triwulan I 2024 yang mencapai 5,02% (yoy), sekaligus menjadi yang terendah sejak triwulan III 2021.
Melambatnya laju ekonomi Indonesia itu sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat di triwulan I 2025, yakni di angka 4,89% (yoy). Itu disebabkan oleh inflasi bahan pangan yang meningkat serta konsumsi rumah tangga yang belum bergerak positif secara signifikan.
Selain itu, pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga menurun menjadi 2,12% (yoy) akibat penundaan investasi dan realokasi anggaran perusahaan sebagai bentuk efisiensi biaya.
Di sisi lain, ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi 1,38% YoY setelah pada tahun sebelumnya tumbuh signifikan sebesar 11,68%. Hal itu disebabkan oleh menurunnya permintaan sektor industri di negara tujuan ekspor utama yang lebih lemah.
Dari sisi produksi, sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan tinggi, yakni sebesar 10,55% (yoy) seiring lonjakan produksi tanaman pangan seperti padi dan jagung. Sektor manufaktur, yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional, tumbuh stabil sebesar 4,55% (yoy), didukung oleh kuatnya permintaan ekspor di industri logam dasar.
Sektor perdagangan ritel mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,03% berkat momentum musiman Ramadan, serta sektor jasa juga tetap solid didukung aktivitas pariwisata berkelanjutan.
Namun, sektor pertambangan mengalami kontraksi akibat aktivitas pemeliharaan alat tambang emas dan tembaga, sementara sektor konstruksi melambat signifikan karena adanya realokasi anggaran pemerintah.
Atas dasar tersebut PIER merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi di bawah 5%, lebih rendah dari perkiraan awal sebesar 5,11%. Ketidakpastian global akibat perang dagang yang sedang berlangsung diperkirakan akan menekan laju investasi dan konsumsi domestik.
Lebih lanjut, adanya perang dagang tersebut juga akan mempengaruhi pertumbuhan sektor, meskipun dampaknya akan bervariasi. Sektor dengan orientasi ekspor dan memiliki ketergantungan terhadap pasar AS yang relatif tinggi, seperti tekstil dan garmen, kulit dan alas kaki, elektronik, furniture, dan produk karet, akan terkena dampak yang cukup signifikan dan dapat menurunkan pertumbuhan sektor tersebut di tahun 2025 ini.
Namun demikian, sektor-sektor yang berorientasi pada pasar domestik, seperti jasa dan perdagangan diyakini masih akan menjadi motor utama pertumbuhan tahun ini.
"Meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan yang tampak lesu dapat membuka ruang bagi pelonggaran moneter. Jika ketidakpastian global mereda dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menguat, maka Bank Indonesia dapat memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) hingga 50 basis poin sepanjang sisa tahun ini," pungkas Josua. (E-3)
Sikap Trump ini menurut Zenzia, jika tak dicemati secara hati-hati bisa mematikan sektor-sektor lokal.
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kekhawatirannya terhadap praktik ekonomi yang rakus dan tidak bermoral. Ia mengistilahkan itu sebagai serakahnomics.
PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2025 kembali mencatatkan kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, PMI Indonesia turun 0,5 poin menjadi 46,9, dibandingkan Mei 2025 yang berada di level 47,4.
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045. Prabowo mengaku optimistis dapat merealisasikan target tersebut.
DINAMIKA geopolitik global mewarnai beragam pemberitaan media arus utama atau media sosial kita.
Data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang baru dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penuh kejanggalan dan tanda tanya.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2025 menjadi sebuah paradoks dari daya beli yang sedang menurun.
PRESIDEN Prabowo Subianto memimpin rapat bersama jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk membahas kondisi perekonomian nasional dan arah kebijakan strategis ke depan.
Penambahan tujuh Proyek Strategis Nasional (PSN) baru pada tahun 2026 dinilai berpotensi besar memberikan dampak ekonomi jika diimplementasikan secara optimal dan akuntabel.
Presiden Prabowo Subianto membantah anggapan pihak-pihak yang menyebut kondisi ekonomi Indonesia sedang gelap.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved