Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan tangguh. Itu bisa dicapai meski terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memicu potensi penurunan pertumbuhan ekonomi global.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan, pada April 2025, pasar global dikejutkan oleh rencana Amerika Serikat menerapkan tarif impor resiprokal, yang sempat memicu gejolak di pasar keuangan dunia. Meski Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari, tensi tetap tinggi. Itu lantas mendorong lembaga seperti IMF dan WTO menurunkan proyeksi pertumbuhan global secara signifikan.
"Di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar global, sektor jasa keuangan kita tetap resilien dan stabil," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Jumat (9/5).
Diketahui, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,8%, sedangkan WTO memperkirakan perdagangan barang dunia akan terkontraksi 0,2%. Kondisi ini memberikan tekanan pada berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tetap mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% pada triwulan I 2025.
Mahendra menekankan, kekuatan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, menjadi penopang utama perekonomian nasional. "Inflasi kita juga terkendali di angka 1,95%, dan inflasi inti stabil di 2,5%. Ini mencerminkan permintaan domestik yang cukup kuat,” jelasnya.
OJK turut mencermati beberapa indikator seperti penjualan ritel, konsumsi semen, dan kendaraan bermotor menunjukkan tren pemulihan, meskipun dengan kecepatan moderat. Dari sisi produksi, surplus neraca perdagangan dan kinerja emiten yang membaik turut memperkuat keyakinan terhadap ketahanan ekonomi nasional.
Permodalan sektor jasa keuangan juga dinilai tetap solid. OJK, kata Mahendra, melakukan stress test untuk memastikan ketahanan menghadapi potensi risiko global. Namun Ia juga menekankan agar lembaga keuangan proaktif menilai dampak kebijakan tarif AS terhadap kinerja debitur, khususnya yang memiliki paparan langsung.
Sebagai antisipasi, OJK meminta lembaga jasa keuangan membentuk pencadangan risiko yang memadai. Langkah itu dinilai penting agar lembaga keuangan tidak hanya bereaksi, tetapi juga mampu bertindak secara preventif dalam menghadapi potensi lonjakan risiko.
Selain menjaga stabilitas, OJK juga mendorong sektor jasa keuangan untuk berkontribusi aktif dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Mahendra menyebutkan bahwa OJK mengarahkan pembiayaan ke sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif melalui program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED).
"Penguatan akses keuangan di daerah kami lakukan bersama pemangku kepentingan melalui TPAKD, agar pertumbuhan ekonomi lebih inklusif," pungkas Mahendra. (E-3)
Mendukung kebijakan Pemerintah tersebut, OJK juga terus menjalin kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait guna merumuskan dan mengambil kebijakan strategis
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap terjaga di tengah dinamika perekonomian global yang penuh tantangan.
Indodana Finance meraih penghargaan dalam ajang bergengsi Innovative Future Finance Awards 2025.
Fungsi bank: Lebih dari sekadar tempat menyimpan uang! Temukan peran vital bank dalam ekonomi, mulai dari kredit hingga investasi. Klik untuk info lengkap!
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Djonieri membeberkan beberapa faktor yang menyebabkan indsutri asuransi syariah di Indonesia tidak berkembang.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan tantangan bagi ekonomi dan sektor jasa keuangan Indonesia di 2025 masih akan cukup besar.
Pertumbuhan ekonomi dan kondisi sektor jasa keuangan Indonesia pada 2024 terjaga dengan baik serta memiliki kinerja yang positif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved