Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil di Tengah Gejolak Dunia

M Ilham Ramadhan Avisena
10/5/2025 00:34
Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil di Tengah Gejolak Dunia
Ilustrasi(Antara)

Di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan tangguh. Itu bisa dicapai meski terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memicu potensi penurunan pertumbuhan ekonomi global. 

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan, pada April 2025, pasar global dikejutkan oleh rencana Amerika Serikat menerapkan tarif impor resiprokal, yang sempat memicu gejolak di pasar keuangan dunia. Meski Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari, tensi tetap tinggi. Itu lantas mendorong lembaga seperti IMF dan WTO menurunkan proyeksi pertumbuhan global secara signifikan.

"Di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar global, sektor jasa keuangan kita tetap resilien dan stabil," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Jumat (9/5). 

Diketahui, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,8%, sedangkan WTO memperkirakan perdagangan barang dunia akan terkontraksi 0,2%. Kondisi ini memberikan tekanan pada berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tetap mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% pada triwulan I 2025.

Mahendra menekankan, kekuatan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, menjadi penopang utama perekonomian nasional. "Inflasi kita juga terkendali di angka 1,95%, dan inflasi inti stabil di 2,5%. Ini mencerminkan permintaan domestik yang cukup kuat,” jelasnya.

OJK turut mencermati beberapa indikator seperti penjualan ritel, konsumsi semen, dan kendaraan bermotor menunjukkan tren pemulihan, meskipun dengan kecepatan moderat. Dari sisi produksi, surplus neraca perdagangan dan kinerja emiten yang membaik turut memperkuat keyakinan terhadap ketahanan ekonomi nasional.

Permodalan sektor jasa keuangan juga dinilai tetap solid. OJK, kata Mahendra, melakukan stress test untuk memastikan ketahanan menghadapi potensi risiko global.  Namun Ia juga menekankan agar lembaga keuangan proaktif menilai dampak kebijakan tarif AS terhadap kinerja debitur, khususnya yang memiliki paparan langsung.

Siapkan Antisipasi

Sebagai antisipasi, OJK meminta lembaga jasa keuangan membentuk pencadangan risiko yang memadai. Langkah itu dinilai penting agar lembaga keuangan tidak hanya bereaksi, tetapi juga mampu bertindak secara preventif dalam menghadapi potensi lonjakan risiko.

Selain menjaga stabilitas, OJK juga mendorong sektor jasa keuangan untuk berkontribusi aktif dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Mahendra menyebutkan bahwa OJK mengarahkan pembiayaan ke sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif melalui program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED).

"Penguatan akses keuangan di daerah kami lakukan bersama pemangku kepentingan melalui TPAKD, agar pertumbuhan ekonomi lebih inklusif," pungkas Mahendra. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya