Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Cadangan devisa Indonesia diperkirakan bakal berada di kisaran US$150 hingga US$155 miliar di akhir triwulan II 2025. Itu diperkirakan akan meningkat pada semester II tahun ini. Namun peningkatan itu juga akan sangat ditentukan kondisi perekonomian global dan tekanan dari dolar Amerika Serikat.
"Rupiah mungkin tetap berada di bawah tekanan ringan dalam jangka pendek, tetapi cadangan yang cukup dan intervensi yang hati-hati diharapkan dapat membatasi volatilitas, menjaga stabilitas sistem keuangan," ujar Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Research Fithra Faisal Hastiadi melalui keterangannya, Jumat (9/5).
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, cadangan devisa pada April 2025 tercatat US$152,5 miliar, turun dari posisi Maret 2025 yang sebesar US$157,1 miliar. Penurunan itu menjadi yang paling dalam sejak medio 2022.
Penurunan cadangan devisa salah satunya terjadi karena Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas sekitar US$2 miliar selama April. Itu dilakukan den=mi menahan tekanan berlebihan terhadap rupiah. Pengurangan cadangan devisa juga didorong pembayaran utang luar negeri pemerintah yang dijadwalkan pada bulan April. Kendati demikian, cadangan devisa Indonesia masih memadai menurut standar global, yang mencakup 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor ditambah kewajiban utang luar negeri pemerintah, jauh melebihi patokan kecukupan IMF selama 3 bulan.
Faisal mengatakan, operasi valas mencerminkan sikap proaktif BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar sebagai elemen kunci dalam menahan ekspektasi inflasi, terutama karena risiko inflasi impor muncul kembali.
Dengan inflasi umum yang meningkat menjadi 1,95% YoY pada bulan April (dari 1,03% pada bulan Maret), sebagian besar disebabkan oleh permintaan musiman selama Lebaran dan kenaikan harga impor, BI diperkirakan akan terus mempertahankan nilai tukar rupiah anpa mengubah suku bunga acuannya.
"Pendekatan yang hati-hati ini memungkinkan pelonggaran makroprudensial untuk terus mendukung kredit dan pertumbuhan, meskipun pelaku pasar saham dan mata uang melakukan aksi ambil untung setelah pengumuman cadangan devisa yang jauh lebih rendah," jelas Faisal.
Ke depan, dia memperkirakan BI akan mempertahankan strategi intervensinya dalam waktu dekat lantaran risiko eksternal masih ada. Itu termasuk ketidakpastian atas laju normalisasi kebijakan The Federal Reserve (The Fed), proses negosiasi perdagangan AS-Tiongkok, dan volatilitas di pasar modal global.
"BI kemungkinan akan membangun kembali cadangan devisa akhir tahun ini, didukung oleh ekspor komoditas yang kuat, terutama minyak kelapa sawit dan batu bara, pemulihan pariwisata yang sedang berlangsung, dan arus masuk modal yang terkait dengan restrukturisasi perusahaan milik negara dan penerbitan obligasi negara," tutur Faisal.
Sebelumnya, melalui siaran pers, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Denny Ramdan Prakoso menuturkan, penurunan cadangan devisa Indonesia dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.
Bank Indonesia, lanjutnya, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, BI menilai posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.
"Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkas Denny. (E-3)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 3 poin atau 0,02% menjadi Rp16.272 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.275 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 10 Juni 2026, ditutup menguat 16 poin atau 0,10% menjadi Rp16.275 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.291 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 4 Juni 2025, menguat sebesar 9 poin atau 0,05% menjadi Rp16.300 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.309 per dolar AS.
IDRX, startup asal Indonesia yang tengah membangun infrastruktur stablecoin berbasis rupiah, menjadi satu-satunya perwakilan Tanah Air dalam Stablecon 2025 di AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, melemah sebesar 37 poin atau 0,23% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.253 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 2 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.325 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.327 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025, menguat sebesar 8 poin atau 0,05% menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.260 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved