Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
EKONOM dari Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin, memperingatkan kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas atau intervensi guna menyelamatkan industri tekstil dalam negeri yang tengah terpuruk. Ia menilai bangkrutnya PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex hanya sebagai gunung es.
Dengan kata lain masih banyak kasus kebangkrutan perusahaan-perusahaan tekstil dan garmen yang tidak diketahui publik. "Kebangkrutan Sritex, raksasa tekstil kebanggaan kita hanya merupakan ujung dari gunung es permasalahan serius industri manufaktur kita. Pemerintah harus intervensi secepat mungkin sebelum semakin terlambat," ungkapnya kepada Media Indonesia, Jumat (25/10).
Pemerintah, lanjutnya, perlu melakukan pendekatan yang komperhensif kepada pelaku usaha dan menerapkan kebijakan yang out of the box atau diluar dari kebiasaan. Jika diperlukan, ungkap Wijayanto, insentif khusus bisa diberikan kepada pelaku usaha tekstil yang tengah terpuruk. Insentif itu baik dalam bentuk insentif fiskal maupun nonfiskal.
"Perlu ada terobosan kebijakan untuk menyelamatkan industri tekstil kita. Libatkan asosiasi dan pengusaha untuk mencari solusi yang inovatif," ujarnya.
Selain insentif, pemerintah perlu menekan biaya produksi dan membantu pengembangan pasar untuk menggairahkan usaha sektor tekstil dan garmen dalam negeri. Pemerintah melalui aparat juga diminta memberantas aksi premanisme yang mengganggu proses produksi dan distribusi barang tekstil.
"Yang terpenting soal premanisme yang cukup dominan diberbagai sektor industri manufaktur, perlu segera diakhiri," pungkasnya.
Wijayanto menuturkan jika pemerintah terus menerus membiarkan satu per satu perusahaan tekstil dan garmen gulung tukar, pertumbuhan ekonomi diyakini akan terhambat. Ini karena hilangnya sumber penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan sumber penerimaan pajak.
"Untuk membangkitkannya kembali perlu waktu lama sekitar 5-10 tahun, bahkan lebih. Tentu ekonomi kita akan terganggu. Jadi, sebaiknya intervensi dilakukan secepatnya oleh pemerintah," pungkasnya. (Z-2)
PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI), produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) yang bergerak di sektor hulu industri tekstil, menerima penghargaan Best Liaison Contact dari
Industri TPT saat ini menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja langsung, berkontribusi signifikan terhadap ekspor non-migas, serta memiliki peran penting dalam pembangunan.
POY dan DTY merupakan bahan baku penting bagi industri tekstil berbasis poliester dan diwacanakan akan dikenakan tarif tertinggi bea masuk antidumping sebesar 42,30%.
Selain membutuhkan ketekunan serta kesabaran, pelaku UMKM juga perlu berkolaborasi dan berinovasi.
Dalam dua tahun terakhir pihaknya telah menambah jumlah karyawan baru lebih dari 5.000 orang melalui proses rekrutmen terbuka.
Pemerintah diminta memberikan perhatian lebih ke sektor industri pengolahan, utamanya tekstil dan produk tekstil (TPT).
DIREKTUR Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menjalani pemeriksaan selama 10 jam di Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dugaan korupsi pengajuan kredit bank.
Harli belum bisa memastikan kehadiran bos Sritex itu. Iwan dijadwalkan diperiksa penyidik pukul 09.00 WIB.
Kejaksaan Agung (Kejagung) mencekal Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto ke luar negeri.
Harli mengatakan, pencegahan untuk Iwan berlaku selama enam bulan. Dia akan dipanggil penyidik, dalam waktu dekat.
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) mengajukan permintaan pencegahan ke luar negeri terhadap Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Iwan Kurniawan Lukminto.
Iwan Kurniawan berstatus sebagai saksi dalam kasus ini. Bos Sritex itu kini tidak bisa ke luar negeri dalam waktu enam bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved