Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Konsumen RI Hilang Percaya Diri, Ramai-Ramai Menahan Belanja

Insi Nantika Jelita
17/10/2024 18:18
Konsumen RI Hilang Percaya Diri, Ramai-Ramai Menahan Belanja
Ilustrasi(Antara)

Di tengah gejolak ekonomi, banyak masyarakat yang memutuskan untuk menahan pengeluaran belanja mereka. Tingkat kepercayaan diri konsumen Indonesia tercatat menurun dan tidak seoptimistis sebelumnya. 

Dalam laporan Mid-Year Consumer Outlook: Guide to 2025 yang dirilis perusahaan riset pasar terkemuka, NielsenIQ (NIQ) mengemukakan konsumen yang tercatat masih menabung dan merasa aman secara finansial turun dari 26% pada pertengahan 2023 menjadi hanya 13% pada pertengahan 2024. Sementara, mereka yang sebenarnya tidak terdampak secara keuangan tapi lebih berhati-hati dalam pengeluaran, naik dari 34% pada 2023 menjadi 41% pada 2024. 

Analytic Leader NIQ Indonesia Bramantiyoko Sasmito menyampaikan kekhawatiran mereka dilandasi kenaikan harga pangan dengan presentase 37%, karena faktor penurunan ekonomi sebanyak 27%, dan banyaknya peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia akibat isu lingkungan sebesar 16%. Adapun, 14% lainnya karena faktor kenaikan tarif transportasi. 

"Konsumen Indonesia masih percaya diri, tapi tidak sebesar sebelumnya. Kenaikan harga pangan dan ancaman kemerosotan ekonomi menjadi faktor utama yang membebani pikiran konsumen, sehingga mereka lebih berhati-hati dalam belanja," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/10).

Kendati demikian, konsumen Indonesia tetap membelanjakan uangnya untuk barang konsumen yang berputar cepat atau fast moving consumer goods (FMCG). Namun, mereka selektif terhadap pilihan brand. Dengan kata lain, konsumen mengorbankan sejumlah brand dalam beberapa kategori supaya keranjang belanjanya tetap terkendali.

Nielsen mencatat ada kenaikan belanja makanan, terutama di kalangan masyarakat pendapat rendah dari 26,5% pada 2023 menjadi 27,3% di 2024. Akan tetapi kenaikan ini lebih dipicu oleh kenaikan harga ketimbang volume.  

"Pembelian bahan makanan masih naik, artinya mereka merealokasi belanja karena mereka harus menghabiskan lebih banyak untuk kebutuhan primer, seperti beras, bumbu dapur, bensin kendaraan," jelas Bramantiyoko. 

Dia melanjutkan seiring kenaikan biaya hidup karena inflasi, memicu 83% konsumen secara aktif mencari pendapatan tambahan di luar pekerjaan utama mereka. Bahkan, 23% mengatakan akan menambah utang mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Survei yang dilakukan Nielsen melibatkan 10 ribu responden dengan proses pengumpulan data dikumpulkan dalam waktu satu tahun terakhir. Jika diproyeksikan secara statistik responden itu diklaim mewakili 72 juta rumah tangga di Indonesia. 

Merespons laporan Nielsen tersebut, ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet berpandangan penurunan kepercayaan diri konsumen selaras dengan beberapa indikator perlambatan konsumsi rumah tangga yang terjadi. Meski masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung stagnan dengan bertengger di bawah 5%. 

Pada triwulan II 2024, konsumsi rumah tangga tumbuh di level 4,93% secara tahunan atau year on year (yoy). Lalu, pada triwulan I 2024 berada di level 4,91% yoy dan  pada triwulan IV-2023 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,47% yoy. 

"Di saat yang bersamaan, data seperti deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan berturut-turut, disambung juga dengan kontraksi aktivitas manufaktur dus jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang naik," imbuh Rendy. 

Gabungan data-data tersebut, ungkapnya, merupakan indikasi kuat terkait kelemahan daya beli masyarakat. Pada masyarakat kelas  menengah ke bawah menggunakan tabungan untuk kebutuhan konsumsi mereka. Bahkan, terjadi penurunan rata-rata tabungan yang memberi sinyal bahwa masyarakat yang pada akhirnya makan tabungan untuk kebutuhan hidup. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya