Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
EKOSISTEM pembiayaan berperan besar dalam rencana pembangunan tiga juta rumah di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sebab, perbankan nantinya yang akan memberikan fasilitas Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahanan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdilah menyampaikan, Ini memang bukan pekerjaan yang mudah, tapi bukan tidak mungkin kita bisa mencapainya bersama dengan cara bersinergi antara seluruh stakeholder industri perumahan.
Baca juga : Nana Sudjana Dorong Bank Jateng Genjot Penyaluran Kredit Perumahan Subsidi
Menurut dia, stakeholder yang juga memiliki peran penting dalam ekosistem perumahan adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Bank plat merah ini memiliki rekam jejak panjang dalam pembangunan perumahan di Indonesia.
“Selama ini, BTN telah memainkan perannya dengan baik. Berkontribusi memberikan pembiayaan bagi MBR melalui KPR dan juga pembiayaan kontruksi bagi pengembang khususnya anggota Apersi,” jelas Junaidi, kemarin.
Baca juga : Mendorong Economic Engine Diharapkan Bantu Mengurangi 12,7 Juta Backlog Sektor Perumahan
Menurut Junaidi, penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) merupakan upaya pemerintah mewujudkan amanat Undang-Undang.
Upaya ini perlu dijadikan prioritas pembangunan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
Pencapaian Bank BTN dalam menyalurkan KPR diraih dengan tidak mudah. Hal ini terkait dengan peran dan mandat pemerintah kepada Bank BTN sebagai penyedia rumah untuk seluruh lapisan masyarakat, terutama MBR. Ini merupakan tugas mulia pemerintah yang dimainkan BTN dalam membantu masyarakat mengakses pembiayaan rumah yang terjangkau
Baca juga : Insentif PPN DTP Ditambah Agar Publik Mudah Dapatkan Hunian dan Dongkrak Penjualan Hunian
“Hingga kini hampir semua anggota APERSI memanfaatkan pembiayaan yang ada di BTN. Dan ini menjadi bukti bahwa perbankan dan pengembang seperti keping koin yang tak terpisahkan,” tegas Junaidi.
Ia menegaskan bahwa Sektor perumahan memiliki multiplayer efek terhadap 185 subsektor industri yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Selain meningkatkan penyerapan tenaga kerja, karena dibutuhkan 5 pekerja untuk pembangunan setiap 1 unit rumah.
Baca juga : Penambahan Kuota FLPP dan Perpanjangan Insentif PPN DTP 100 Persen Picu Kenaikan Penjualan Rumah
Sektor ini juga meningkatkan penerimaan negara dan daerah dari pemasukan pajak dan pertumbuhan ekonomi daerah juga bergerak.
Menurut Junaidi, sinergi pembangunan perumahan yang dikembangkan Apersi bersama BTN selama ini masuk hingga ke pelosok-pelosok daerah.
“Kami berharap pembangunan perumahan di kawasan-kawasan yang selama ini kurang mendapat pasokan rumah murah terjangkau bisa terpenuhi dan menggairahkan ekonomi daerah tersebut, namun juga memberikan peluang bagi pengembang perumahan di daerah-daerah,” jelas Junaidi.
Adapun, program 3 juta rumah ini terbagi dalam 2 juta unit di pedesaan dan pesisir, lalu 1 juta unit di perkotaan.
Hal ini bisa terwujud asalkan semua stakeholder bersinergi demi rumah untuk rakyat.
“Apersi sebagai wadah pengembang yang fokus pada pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) akan memainkan peran penting,” tegas Junaidi. (Z-10)
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, melontarkan apresiasi sekaligus tantangan kepada para pengembang rumah subsidi.
Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan 1 juta unit hunian vertikal setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat.
BP Tapera mencatatkan lonjakan luar biasa dalam penyaluran FLPP, dengan 53.874 unit rumah disalurkan pada Kuartal I 2025, meningkat 1.173%
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pemerintah diminta membedakan skema subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT).
Akses pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dinilai masih terhambat oleh sistem penilaian riwayat kredit
MENJADIKAN Karawang, Jawa Barat, bukan hanya sebagai destinasi industri, melainkan juga sebagai masa depan hunian premium di timur Jakarta.
Ciputra Group resmi menggelar acara Berita Acara Serah Terima (BAST) tahap pertama untuk hunian CitraLake Villa.
MENTERI Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan perumahan kunci ketahanan kota hingga inklusi sosial.
Menurut Ara, rincian subsidi rumah ini akan diumumkan rinci pada waktunya.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai pertumbuhan pembangunan pada sektor properti seperti perumahan dan hotel di DKI Jakarta dan Tangerang Raya berdampak bagi warga Jawa Barat.
Kenapa Palaran? Karena Palaran akan menjadi akan menjadi kawasan yang menjanjikan di masa depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved