Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pupuk Indonesia Gandeng Chevron untuk Turunkan Emisi Karbon

Andhika Prasetyo
01/8/2024 13:04
Pupuk Indonesia Gandeng Chevron untuk Turunkan Emisi Karbon
Ilustrasi(Pupuk Kaltim)

PT Pupuk Indonesia menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama dengan Chevron New Energies International. Penandatanganan itu merupakan bentuk kolaborasi terkait penilaian penangkapan karbon sebagai upaya dekarbonisasi sekaligus mengoptimalkan produksi amonia yang rendah karbon di kawasan industri PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menuturkan studi tersebut semakin memperluas upaya perseroan dalam hal mengurangi emisi karbon pada industri pupuk nasional. Itu searah dengan pengembangan perusahaan ke depan yakni menjadi industri pupuk dan petrokimia terintegrasi dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

“Sejalan dengan komitmen global, studi pengembangan penangkapan emisi karbon bersama Chevron ini akan menjadi solusi konkrit Pupuk Indonesia Grup dalam program dekarbonisasi untuk menciptakan proses produksi amonia yang lebih rendah karbon atau blue ammonia,” ujar Rahmad melalui keterangan tertulis, Kamis (1/8).

Baca juga : Pembaruan Pabrik Wujud Inisiatif Transformasi Hijau Industri Pupuk

Adapun tujuan dari JDSA ini, tambahnya, pertama untuk memastikan kelayakan proyek penangkapan karbon dan offtake amonia rendah karbon yang nanti akan dihasilkan dari proses penangkapan karbon.

Blue ammonia yang dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan untuk bahan baku pupuk seperti urea dan NPK. Selain itu, blue ammonia juga dapat menjadi salah satu sumber alternatif energi bersih masa depan. Selain itu, blue ammonia juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pendamping atau co-firing batubara di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Sehingga teknologi penangkapan karbon ini adalah infrastruktur penting dalam pengembangan amonia rendah karbon atau blue ammonia, karena ke depan kami prediksi permintaannya akan semakin meningkat seiring komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon,” tutup Rahmad.

Program penangkapan karbon yang dijalankan Pupuk Indonesia ini merupakan salah satu tahapan pada peta jalan pengurangan emisi karbon. Sebagai informasi, pada 2023 Pupuk Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya