Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Selain memperhatikan potensi keuntungan dan risiko dalam berinvestasi di pasar modal, keamanan dalam berinvestasi merupakan faktor utama yang penting bagi masyarakat. Terlebih, belakangan ini, isu kebocoran data menjadi perbincangan hangat yang menghiasi pemberitaan.
Dalam menyikapi fenomena yang berkembang, aplikasi investasi digital, Bibit.id, mengajak public untuk tetap tenang, namun bijaksana dalam melakukan investasi.
PR & Corporate Communication Lead Bibit, William, menyampaikan ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan masyarakat atau investor dalam memilih platform berinvestasi.
Baca juga : Antusiasme Pasar Modal Tinggi, 123 Antrean Penawaran Umum
Pertama, dari segi legalitas dan perizinan, William meminta masyarakat mengecek perizinan perusahaan, apakah terdaftar dan berizin dari regulator di sektor jasa keuangan. Dalam hal ini, Bibit merupakan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Mitra Pemasaran Perantara Pedagang Efek Level II yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bibit juga menjadi mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) yang secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI).
Kedua, dari segi mekanisme investasi, William mengimbau masyarakat untuk secara cermat mencari tahu bagaimana dana mereka disimpan dan dikelola. Untuk investasi reksa dana di Bibit, seluruh dana investasi reksa dana para nasabah tidak disimpan oleh Bibit, namun disimpan secara aman oleh bank kustodian seperti BCA, BNI, dan HSBC. Hal ini Bibit lakukan sejalan dengan peraturan OJK.
Baca juga : Mau Investasi? Kenali Lebih Dekat Reksa Dana dan Deposito
Untuk investasi SBN, obligasi negara Fixed Rate (FR), dan Stable Earn, produk-produk investasi ini dikeluarkan oleh pemerintah dan 100% dijamin oleh Negara sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Untuk investasi saham, dana nasabah tetap aman berada pada portofolionya selama tidak melakukan penjualan.
“Di sisi lain, kepemilikan atas semua produk investasi di Bibit tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atas nama investor sendiri. Dengan begitu, kami memastikan transparansi dan keamanan investasi,” kata William.
Ketiga, dari segi fitur keamanan yang disediakan, Bibit memprioritaskan keamanan data dan dana nasabah dalam berinvestasi. Keamanan dalam melakukan login di Bibit dapat dilindungi dengan sistem biometrik seperti Face ID atau Fingerprint sehingga yang dapat mengakses akun Bibit nasabah hanya mereka seorang saja.
Terakhir, William mengajak masyarakat untuk secara proaktif melindungi keamanan data mereka dengan cara tidak bertransaksi keuangan menggunakan wifi di tempat umum, tidak mencantumkan nomor HP di media sosial, tidak membalas obrolan dan mengklik tautan dari pihak yang tidak dikenal serta hanya melakukan aktivitas investasi di dalam aplikasi Bibit. (Z-11)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunda penerapan ketentuan pembagian biaya atau co-payment dalam produk asuransi kesehatan.
OJK mendorong adanya pembagian beban atau cost sharing antara perusahaan asuransi dengan peserta melalui skema copayment.
Novianto menyebut tidak hanya indeks inklusi keuangannya saja yang meningkat, indek literasi keuangan pada tahun 2025 juga turut meningkat.
Dengan adanya kemudahan layanan penyedia dana pensiun, diharapkan dapat meningkatkan kepesertaan khususnya pekerja informal.
OJK mencatat adanya peningkatan dalam penyaluran pinjaman melalui layanan fintech peer-to-peer lending (P2P lending) atau pinjaman online (pinjol), serta skema pembiayaan buy now pay later
OJK telah mengendus potensi penyimpangan atau fraud dalam transaksi surat kredit ekspor (letter of credit/LC) PT Bank Woori Saudara sejak 2023.
PT Ajaib Sekuritas Asia menunjuk kantor hukum Hotman Paris & Partners untuk mewakili perusahaan dalam merespons polemik seputar dugaan transaksi tidak sah senilai Rp1,8 miliar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved