Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Masyarakat kini dihadapkan pada banyaknya pilihan untuk berinvestasi. Selain deposito, reksa dana juga menjadi salah satu instrumen yang banyak diminati masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki profil investasi konservatif atau pemula. Meski seringkali dianggap serupa dengan deposito, nyatanya reksa dana memiliki lima tipe produk dengan kelebihan masing-masing.
Direktur PT Bahana TCW Investment Management, Danica Adhitama, mengungkapkan minat investasi di Indonesia cukup tinggi. Hal ini merujuk pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menyebutkan hingga akhir tahun lalu, jumlah investor reksa dana sepanjang 2023 sebesar 11,41 juta orang atau tumbuh 18,87% dari tahun sebelumnya. Sedangkan, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan mencapai 12,16 juta pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan tingkat literasi keuangan yang diikuti oleh peningkatan layanan keuangan telah berada di jalur yang tepat.
Ia meyakini angka tersebut akan terus bertumbuh seiring stabilitas ekonomi dan politik di Tanah Air yang baik meskipun di tengah penyelenggaraan Pemilu 20024.
“Sentimen positif dari domestik ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk kembali melirik berbagai produk reksa dana yang berbasis obligasi sebagai alternatif investasi unggulan di 2024. Selain itu, reksa dana yang berinvestasi ke aset seperti pasar uang juga menarik, karena tingkat yield akan relatif lebih stabil dan cocok bagi investor dengan profil konservatif hingga moderat,” ujar Danica melalui keterangan resmi, Kamis (21/3).
Baca juga : Ini Pilihan Investasi bagi Pemula di Tengah Tren Penurunan Suku Bunga 2024
Ia pun memberikan sejumlah tips kepada masyarakat yang hendak memulai investasi melalui reksa dana.
Kenali Pengelola
Perbedaan pertama antara deposito dan reksa dana terletak pada lembaga pengelolanya. Deposito dikelola oleh bank penerbit. Perlu dipastikan bank pengelola deposito adalah bank yang diawasi oleh regulator keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sementara, reksa dana dikelola manajer investasi atau perusahaan yang secara khusus menghimpun dana investasi masyarakat dan disalurkan ke berbagai instrumen investasi secara profesional. Perusahaan ini akan mengelola uang yang diinvestasikan pada berbagai jenis instrumen, seperti saham, obligasi, dan deposito.
Penempatan Dana Investasi
Baca juga : Inilah Pilihan Investasi Bisa Jadi Sumber Penghasilan di Tahun 2024
Saat memilih deposito, dana akan disimpan di bank penerbit dan digunakan untuk menyalurkan kredit kepada nasabah. Tata kelola dan tingkat kesehatan bank menjadi salah satu hal penting untuk diperhatikan.
Sementara saat membeli reksadana, dana investasi anda akan ditempatkan pada berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan kesepakatan awal saat memulai penempatan dana. Misalnya, jika melakukan investasi di reksa dana saham, dana akan diinvestasikan di berbagai saham perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Begitu juga jika memilih untuk menempatkan di reksa dana pasar uang maka dana akan ditempatkan pada deposito atau obligasi dengan tenor dibawah satu tahun.
Sama halnya jika memilih untuk berinvestasi di reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap. Dana akan ditempatkan di beberapa instrumen investasi yang berbeda.
Baca juga : Mengenal Investasi, Pengertian, Jenis, Contoh, dan Tips Aman
"Strategi ini sering kali disebut diversifikasi investasi. Jika dilakukan oleh lembaga profesional, strategi ini dapat meminimalisir risiko investasi anda ketika terdapat fluktuasi pada satu instrumen investasi. Namun demikian, tak ada satupun instrumen investasi yang lepas dari risiko," jelasnya.
Imbal Hasil
Bank telah menentukan sejak awal bunga atau imbal hasil yang akan diperoleh saat Anda membuka rekening deposito. Sehingga, pertumbuhan dana hanya berdasarkan imbal hasil yang didapatkan akan selalu sesuai dengan perjanjian awal pembukaan rekening.
Di reksa dana, imbal hasilnya ditentukan berdasarkan kinerja produk kelolaan manajer investasi. Selain itu, imbal hasil reksadana bisa naik atau turun tergantung dengan kondisi pasar. Sehingga dapat disebut investasi karena terdapat pertumbuhan dana yang didapat oleh investor dari hasil kinerja sejumlah instrumen investasi yang ditempatkan pada satu produk Reksa Dana. Maka dari itu, perlu lembaga atau manajer investasi andal yang dapat mengelola dana dengan baik berbekal pengalaman dan azas tata kelola yang baik.
Risiko
Secara umum, deposito memiliki risiko investasi yang relatif rendah dan hingga nominal tertentu ada penjaminan oleh LPS. Untuk itu menjadi sangat penting untuk memilih bank-bank resmi dan kredibel yang telah diawasi dan dijamin oleh pemerintah.
Sedangkan, reksa dana memiliki risiko yang beragam, tergantung pada jenis reksa dana yang dipilih. Oleh karena itu, saat menentukan jenis reksa dana, pastikan berkonsultasi lebih dulu dengan manajer investasi terpercaya untuk mengetahui kinerja produk reksa dana sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian. (RO/Z-11)
Investor reksa dana mencatatkan pertumbuhan hingga Mei 2025 menjadi 15,6 juta, naik hampir 30% daripada periode sama 2024 sebesar 12,1 juta investor,
Reksa dana indeks dan ETF mengalami pertumbuhan rata-rata total dana kelolaan mencapai 28,90% selama periode 2014–2024.
PT Insight Investments Management (IIM) mencatatkan prestasi dengan meraih 16 penghargaan dari dua ajang bergengsi.
Reksa Dana Trimegah Sepak Bola Merah Putih juga untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan sepak bola Indonesia
Tingkat literasi dan inklusi keuangan di bidang pasar modal yang hanya 4,11% dan 5,19% (berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022).
Danamon ingin memberikan berbagai pilihan investasi untuk nasabah, dengan asumsi orang tidak menaruh seluruh dananya dalam satu instrumen investasi.
Kehadiran Indonesia dalam pameran ini merupakan undangan resmi dari Pemerintah Provinsi Gansu.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
PERIODE transisi pemerintahan dinilai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya investasi senilai Rp1.500 triliun masuk ke Indonesia pada tahun lalu.
PADA 2024 pemerintah gagal membawa masuk investasi sebesar Rp1.500 triliun. Aturan yang tumpang tindih hingga bertumpuknya perizinan disebut menjadi faktor yang mempengaruhi.
Revisi tiga Peraturan Menteri Investasi diharapkan mempermudah proses perizinan berusaha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved