Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemerintah Targetkan 50 Ribu Unit Mobil Listrik Bisa Terjual Tahun ini

Faustinus Nua
10/7/2024 19:50
Pemerintah Targetkan 50 Ribu Unit Mobil Listrik Bisa Terjual Tahun ini
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaran Listrik Umum (SPKLU) di Medan, Sumatera Utara(ANTARA FOTO/Yudi Manar)

DEPUTI Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kemenko Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan bahwa pemerintah berharap penjualan mobil listrik atau electronic vehicle (EV) terus meningkat setiap tahun. Di tahun 2023 permintaan mobil listrik baru mencapai 17 ribu unit dan diharapkan tahun ini sebanyak 50 ribu unit mobil listrik bisa terjual.

"Permintaan mobil listrik memang masih rendah. Tahun lalu 17 ribu unit dan tahun ini harapannya bisa 50 ribu," ujarnya dalam konferensi pers International Battery Summit, Rabu (10/7).

Menurut, Rachmat, rendahnya penjualan mobil listrik karena demand yang masih kurang dari masyarakat. Lantas, pemerintah terus memberi insentif dalam berbagai kebijakannya untuk meningkatkan demand masyarakat.

Baca juga : Menhub: Tamu VIP HUT RI di IKN Harus Pakai Kendaraan Listrik

Bila demand masyarakat terus bertambah, perlahan penjualan mobil listrik akan bertambah dan di sisi lain turut memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Harus dimulai dari demand itu yang kita coba kita ngajak masyarakat untuk beli EV atau motor. Kalau mahal kita buat kebijakan subsidi dan lainnya. Kalau kurang teknologi kita mengundang dari luar negeri siapa yang mau bikin battery di Indonesia," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menyebut ekosistem kendaraan listrik merupakan industri strategis yang harus dikembangkan Indonesia. Dengan sumber daya yang kaya, Indonesia bisa menjadi pemain global.

Baca juga : Membedah Fitur Pintar pada Mobil Listrik NETA V-II

"Industri strategis bagaimana pun harus dibuat, itu proses panjang harus dari hulu kita bangun dan harus kolaborasi semua pihak. Pemerintah mendukung dengan regulasi, industri hadir, periset juga," kata dia.

Wakil Ketua Umum Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan bahwa untuk membangun ekosistem tidak di bisa dilakukan satu elemen saja tapi membutuhkan kolaborasi pemerintah industri, akademisi dan stakeholder lainnya. Untuk itu dalam membangun ekosistem EV dibutuhkan dukungan industri baterai juga sebagai komponen penting.

"Ekosistem EV pasti ada baterainya di sana sehingga dukungan industri baterai ini sangat penting karena Indonesia juga kaya akan resources," ucapnya.

Menurut Shinta, International Battery Summit (IBS) 2024 merupakan ajang penting bagi pembangunan industri baterai nasional. Ajang itu bisa dimanfaatkan untuk transfer teknologi dan menjalin partner bisnis.

"Ini kesempatan, ajang luar biasa teknologi global yang bisa jadi best practise. Kami dari pelaku usaha berharap bisa membantu network, saling berkenalan dengan pelaku usaha di industri batetari," kata dia. (van)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya