Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
JAWA Timur menjadi salah satu provinsi produsen susu sapi terbesar di Indonesia. Produsi susu sapi di Jawa Timur telah berkontribusi signifikan terhadap industri susu sapi nasional.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi Jawa Timur mencatat produksi susu sapi tahunan sebesar 456,34 ribu ton pada tahun 2021.Selama lebih dari 50 tahun berdiri di Indonesia, Nestlé Indonesia, berinisiatif untuk pemberdayaan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasokan susu segar untuk kegiatan operasional pabrik dan membantu pengembangan komunitas peternakan sapi perah rakyat.
Baca juga : Puluhan Ekor Sapi di Kabupaten Trenggalek Terserang Wabah LSD
Head of Sustainable Agriculture PT Nestlé Indonesia, Syahrudi mengungkapkan pihaknya bermitra dengan para peternak sapi perah di Jawa Timur untuk meningkatkan kesejahteraan hidup peternak, serta mendukung peningkatan perekonomian di daerah.
"Saat ini, kami turut mendorong mereka untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang,” kata Syahrudi melalui keterangannya, Senin (1/7).
Hubungan Nestlé Indonesia dengan komunitas peternak sapi perah di Jawa Timur telah berlangsung selama hampir lima dekade, dengan kemitraan pertama terjalin pada 1975.
Baca juga : Peternakan Sapi Perah Greenfields di Malang Dinyatakan Bebas PMK
Pada tahun tersebut, Nestlé Indonesia menjalin kerja sama dengan Koperasi Susu SAE Pujon dengan membeli 160 liter susu segar untuk dipergunakan bahan baku pabrik pertama Nestlé yang berada di Waru, Jawa Timur.
Dalam perjalanannya Nestlé Indonesia telah bekerja sama dengan 31 koperasi di Jawa Timur, dengan lebih dari 15.000 anggota yang merupakan para peternak sapi perah rakyat.
Pada 1985, perusahaan membentuk AgriService, tim khusus yang bertugas mendampingi para peternak untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar mereka.
Baca juga : PMK Kian Mewabah di Kabupaten Malang, Produksi Susu Anjlok 30%
Hal ini menandai perubahan signifikan menuju pendekatan yang lebih kolaboratif, di mana Nestlé secara aktif terlibat dengan komunitas peternak untuk mengatasi kebutuhan dan tantangan spesifik mereka.
Pada 1988, Nestlé Indonesia membangun pabrik baru di Kejayan, Pasuruan. Mitra koperasi susu segar mulai mengirimkan pasokan susu segar ke Pabrik Kejayan.
“Pabrik Kejayan diperuntukkan untuk menghasilkan beberapa produk-produk susu. Tentunya, kami memerlukan bahan baku susu segar yang kami perolah secara lokal dari mitra kami, para peternak sapi perah yang berada di Jawa Timur.” kata Imelda Mayasari, Nestlé Indonesia Factory Manager.
Baca juga : PMK Belum Berdampak Serius di Produsen Susu Jatim
“Dengan menggunakan sumber daya lokal, kami dapat memastikan kualitas dan kesegaran tertinggi untuk produk kami sekaligus mendukung penghidupan para peternak sapi perah di Jawa Timur. Hal ini semakin memperkuat rantai pasokan dan memastikan aliran bahan baku berkualitas tinggi yang stabil,” ungkapnya.
Upaya pemberdayaan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur semakin berkembang dengan diubahnya nama Agriservice tim menjadi Milk Procurement and Dairy Development (MPDD) pada 2007. Berfokus pada wilayah unit khusus ini bekerja sama dengan koperasi dan peternak rakyat, memberikan dukungan dan bimbingan secara komprehensif.
Saat ini, tim MPDD telah mendampingi lebih dari 15.000 peternak sapi perah di Jawa Timur, dengan serangkaian program antara lain pelatihan praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan, pengoptimalan produktivitas dan kualitas, serta dorongan untuk menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Ida Royani, Head of Milk Procurement & Dairy Development PT Nestlé Indonesia menyatakan pada awal kerja sama, pihaknya fokus untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu perah.
Saat ini, pihaknya sudah menuju bagaimana para peternak dapat menjalankan usaha dengan penerapan praktik peternakan yang ramah lingkungan demi melindungi lahan dan sumber daya untuk tahun-tahun mendatang.
"Salah satu contohnya ialah mendorong pemanfaatan pakan ternak yang mampu menekan emisi karbon yang dihasilkan sapi,” ujarnya.
Pada 2008, Nestlé Indonesia turut membangun fasilitas akses air bersih bagi komunitas peternak sapi perah yang menjangkau 2.300 keluarga. Fasilitas air bersih ini dibangun mendukung usaha para peternak dalam menjaga kualitas susu segar yang dihasilkan termasuk praktik peternakan sapi yang baik, termasuk aspek kebersihan sapi dan kandang sapi, dan juga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, sebagai kontribusi untuk menjaga kebersihan lingkungan secara bersama-sama dan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, Nestlé Indonesia bersama dengan mitra Yayasan Rumah Energi memperkenalkan program untuk mengelola limbah peternakan sapi perah menjadi biogas, mendorong ekonomi sirkular dan mengurangi dampak industri terhadap lingkungan sejak 2010.
Pada 2014, Nestlé Indonesia menerapkan inisiatif pembagian pengembangan produk susu untuk meningkatkan kualitas sapi perah, sehingga memastikan ternak sapi perah lebih kuat dan produktif. Nestlé membimbing para peternak untuk memprioritaskan kenyamanan dan kesejahteraan sapi mereka demi produksi susu yang optimal.
“Manfaat yang saya peroleh dari Nestlé Indonesia antara lain subsidi mesin pemerah susu, chopper, kipas angin, dan ilmu berharga melalui pelatihan dan bimbingan mereka. Hal ini bermanfaat bagi kami sebagai peternak sapi perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas dan menjaga kesehatan sapi, sehingga agar masyarakat dapat mengkonsumsi susu bergizi dari sapi kami melalui produk Nestlé,” kata Peternak Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Siswantoro.
Dalam memperingati Hari Susu Sedunia pada 1 Juni, kolaborasi Nestlé dengan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur diharapkan mampu berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian Jawa Timur, khususnya melalui peningkatan komoditas susu sapi perah. (Z-8)
Di tengah melaksanakan ibadah haji, Gubernur Khofifah tetap monitor progres program prioritas nasional tersebut.
Begitu dilantik pada 20 Februari lalu, sederet program strategis langsung direalisasikan, terutama terkait hajat hidup masyarakat.
Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) sebesar Rp497.925.287.251.
Wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dipilih mengingat kedua daerah ini memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor perikanan hias dan akuakultur.
Jawa Timur menjadi provinsi terbanyak di Indonesia dalam pengesahan koperasi merah putih yang sudah berbadan hukum dengan jumlah 3.011 koperasi.
Tindakan ini juga selaras dengan program Astacita Presiden Prabowo, yang menekankan penanganan serius terhadap peredaran rokok ilegal.
Sebanyak 1.213 ekor sapi perah bunting resmi tiba di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah.
SEORANG pekerja peternakan sapi perah di Nevada, Amerika Serikat (AS) menjadi orang pertama yang diketahui terinfeksi flu burung versi baru dari kawanan sapi perah, (D1.1)
Strain flu burung D1.1, yang sebelumnya ditemukan pada burung liar, kini menginfeksi sapi perah di Nevada dan seorang pekerja susu yang menangani hewan tersebut.
UNTUK MEMENUHI kebutuhan susu sebagai komponen Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah berencana akan mengimpor 200.000 ekor sapi perah.
Pemerintah menyebut pengadaan sapi perah impor itu juga merupakan bentuk investasi agar Indonesia memiliki pabrik susu segar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved