Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
REKTOR Universitas Triguna Bogor sekaligus Pemerhati Pangan Nasional, Octaria Vadilla Supratman, memberikan pandangan terkait rencana Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengakuisisi perusahaan beras di Kamboja. Menurutnya, rencana itu dapat menambah cadangan pangan nasional serta memperluas peluang pasar ekspor ke luar negeri.
"Saya kira ini merupakan rencana yang baik dan patut didukung. Karena hal tersebut akan memberikan kepastian mengenai ketersediaan pasokan beras nasional dan memberikan potensi pasar luar negeri," kata Octa dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (20/6).
Meski demikian, Octa meminta Bulog tetap memprioritaskan produksi dalam negeri dengan memaksimalkan penyerapan beras dari petani lokal.
Baca juga : KPK Siap Turun Tangan Dalami Persoalan Demurrage Beras Bulog
Sebab, hal itu dinilai dapat memberikan kepastian harga pascapanen bagi para petani. Sehingga hal ini dapat menjaga stabilitas harga beras nasional.
MI/HO--Rektor Universitas Triguna Bogor sekaligus Pemerhati Pangan Nasional, Octaria Vadilla Supratman
Di sisi lain, ia menambahkan, peran G to G sangat diperlukan dalam upaya B to B untuk mendukung hilirisasi pada komoditas beras tersebut. Pasalnya, dengan mengakuisisi perusahaan Kamboja, potensi pasar ekspor akan terbuka.
Baca juga : Soal Demurrage Beras Impor, Pakar Hukum: KPK Harus Periksa Bapanas dan Bulog
"Walaupun ada rencana bisnis Bulog tersebut, saya juga meminta agar Bulog lebih mengutamakan serapan beras dari petani lokal. Sehingga stabilitas harga pascapanen dapat terjaga," ujar dia.
Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan siap untuk melakukan kerja sama ekonomi dan investasi pangan dengan Kamboja.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6) lalu, menyampaikan penugasan pemerintah untuk melakukan investasi pangan ke Kamboja bukan hanya tentang memperluas jangkauan geografis, tetapi juga tentang mewujudkan keunggulan kompetitif rantai pasok beras sehingga ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud.
“Kami siap melaksanakan penugasan tersebut, termasuk melakukan komunikasi dengan beberapa pelaku usaha beras di sana. Kerjasama perdagangan beras yang baik dan telah terjalin dengan Kamboja selama ini, diharapkan dapat meningkat sejalan dengan rencana kerjasama ekonomi dan investasi pangan Perum Bulog di sana,” katanya. (Z-1)
Pemerintah tengah melakukan transformasi standar mutu dan harga eceran tertinggi (HET) beras untuk menjawab tantangan perberasan saat ini.
Pendistribusian beras cadangan pangan pemerintah pusat telah diperiksa secara langsung guna memastikan kualitas harum, warna baik.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
KESEPAKATAN damai antara Thailand dan Kamboja akhirnya tercapai dalam perundingan yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
KETEGANGAN perbatasan antara Thailand dan Kamboja di provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap pekerja migran dan warga Kamboja di Thailand.
JURU bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Maly Socheata, menyatakan bahwa tidak ada bentrokan antara pasukan militer Thailand dan Kamboja setelah tengah malam.
Thailand menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata, setelah bentrok berlanjut di perbatasan hutan.
THAILAND dan Kamboja akhirnya mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat setelah lima hari pertempuran di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Baik PM Hun Manet maupun Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai menyatakan kesediaan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata dan kembali ke keadaan normal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved