Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NERACA perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020. Pada April 2024, nilai surplus dagang tercatat US$3,56 miliar, turun US$1,02 miliar dari bulan sebelumnya dan lebih rendah dari April 2023 yang tercatat US$3,94 miliar.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (15/5).
"Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus sebesar 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 atau selama 4 tahun beruntun, meskipun demikian surplus April 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," ujarnya.
Baca juga : Neraca Dagang RI pada Juni 2022 Surplus, BPS: Ditopang Minyak Kelapa Sawit
Nilai surplus dagang tersebut diperoleh dari kinerja ekspor April 2024 yang tercatat senilai US$19,62 miliar, turun 12,97% dari realisasi Maret 2024 yang sebesar US$22,54 miliar. Sementara nilai impor tercatat sebesar US$16,06 miliar, turun 10,60% dari bulan sebelumnya yang senilai US$17,96 miliar.
Surplus dagang April 2024 itu ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar US$5,17 miliar. Komoditas utama penyumbang surplus tersebut ialah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan atau nabati HS15, dan besi dan baja HS72.
Sementara, kata Pudji, neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit US$1,61 miliar yang banyak disebabkan oleh komoditas hasil minyak dan minyak mentah.
Baca juga : Neraca Perdagangan Surplus,Tapi Industri Belum Optimal
Adapun secara kumulatif pada periode Januari-April 2024, neraca perdagangan barang Indonesia tercatat mengalami surplus US$10,97 miliar. Hanya, nilai surplus itu lebih rendah US$5,08 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2023.
Neraca dagang komoditas nonmigas pada 4 bulan pertama di 2024 mencatatkan surplus US$17,68 miliar. Sedangkan neraca dagang komoditas migas mengalami defisit US$6,72 miliar di periode yang sama.
"Neraca perdagangan migas dan nonmigas mengalami penurunan kumulatif hingga april 2024, masing-masing sebesar US$0,70 miliar dan US$4,37 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu," terang Pudji.
Lebih lanjut dia menyampaikan, total surplus dagang Indonesia selama 4 tahun sejak Mei 2020 mencapai US$157,21 miliar. Dalam periode itu, neraca dagang komoditas nonmigas mengalami surplus US$224,5 miliar dan neraca dagang komoditas migas defisit US$66,93 miliar.(Z-10)
Pada komoditas telur ayam misalnya, saat ini harganya kisaran Rp27.600 dari sebelumnya Rp27.800 per kg.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
KELOMPOK Tani Kopi Wanoja Jawa Barat mengekspor tujuh ton kopi Arabika secara langsung ke Arab Saudi, Kamis (22/2).
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Harga beberapa barang komoditas pangan yang perlahan bergerak naik menjelang bulan puasa.
Berbagai skenario yang diupayakan Kementrian Perdagangan agar harga bahan pangan tetap stabil menjelang ramadan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (12/8) ditutup melemah di tengah pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk Juli 2024.
PROVINSI Sulawesi Selatan tidak membutuhkan ada beras impor karena Sulsel surplus dan mensuplai ke beberapa provinsi lain
GUBERNUR Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan Provinsi Jateng tak perlu menerima beras impor dari pusat. Pasalnya, Jateng merupakan penghasil beras yang besar.
Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengklaim provinsi tersebut setiap tahun selalu dalam kondisi surplus beras.
Sumatra Barat (Sumbar) tak berdampak fenomena El Nino dari sisi pangan. Bahkan Sumbar, yang dikenal penghasil beras premium, mengalami surplus beras 20-30 ton per bulan.
Kinerja ekspor nonmigas mendominasi dengan 98,34% dari total perdagangan luar negeri, pada Januari 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved