Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
JURU Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia sedang melanjutkan negosiasi untuk komoditas Indonesia yang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi/ tidak tersedia di Amerika Serikat (AS), atau produk yang volume produksi AS belum memenuhi permintaan domestik AS.
"Sesuai kesepakatan, akan diberikan tarif lebih rendah dari 19% hingga 0% (exemption). Jenis komoditas tertentu Indonesia yang diusulkan, antara lain kelapa sawit, kakao, kopi, karet, kayu manis, rempah-rempah, nikel, chopper, produk pertanian dan produk mineral lainnya, komponen pesawat terbang dan produk industri di FTZ Batam," kata Haryo saat dihubungi, Jumat (8/8).
Selain itu, ia menyatakan bahwa produk tekstil, pakaian, dan alas kaki yakni pakaian rajut (HS61), pakaian non-rajut (HS 62), dan alas kaki (HS 64), Indonesia memiliki peluang besar untuk melakukan penetrasi lebih besar ke pasar AS karena memiliki tarif resiprokal yang relatif lebih rendah dibandingkan negara peers seperti Tiongkok, Bangladesh, dan juga Vietnam.
"Potensi tersebut cukup besar mengingat pangsa pasar Indonesia di AS relatif di bawah negara peers. Pasar AS untuk ketiga produk HS 61, 62, dan 64 sangat besar, mencapai US$112,1 miliar, mencerminkan potensi peningkatan ekspor Indonesia yang dapat dioptimalkan. Penetrasi pasar ini bermanfaat besar bagi ekonomi Indonesia karena memiliki multiplier effect besar dari penciptaan lapangan kerja sektor padat karya," beber Haryo.
Haryo juga menyebut bahwa neraca dagang Indonesia akan mengalami perubahan sebagai dampak dari produk AS yang akan mendapat tarif 0% di pasar Indonesia. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa selama ini produk utama AS yang masuk ke Indonesia kebanyakan adalah produk yang sudah mendapat tarif 0%, sementara produk lainnya sifatnya komplementer dan tentu akan bersaing dengan produk sejenis dari negara lain.
"Namun demikian, neraca perdagangan memang diperkirakan akan terjadi perubahan. Dengan besaran tarif resiprokal yang masih kompetitif maka kita berharap bahwa produk unggulan Indonesia tetap mampu bersaing di pasar AS," pungkas Haryo. (Fal/M-3)
Presiden Prabowo Subianto mengaku heran terhadap masyarakat yang nyinyir atas hasil negosiasi kebijakan tarif impor AS-Indonesia.
Sejumlah Komoditas Ekspor Indonesia Diupayakan Kena Tarif 0% ke AS
KESEPAKATAN antara Indonesia dan Amerika Serikat yang baru saja diumumkan berpotensi menekan penerimaan negara. Itu terjadi lantaran Indonesia akan kehilangan potensi penerimaan.
Luhut apresiasi atas keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menyepakati penurunan tarif tambahan terhadap produk ekspor ke Amerika Serikat (AS),
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia menunggu hasil negosiasi tarif dengan pemerintah Amerika Serikat.
SEKRETARIS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan progres aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD.
Dipimpin Menko Airlangga, delegasi Indonesia bertemu pejabat AS bahas tarif, ekonomi digital, dan kerja sama mineral kritis.
Presiden Prabowo dan Menko Airlangga hadiri KTT BRICS 2025, dorong multilateralisme, reformasi global, dan perkuat kerja sama negara Global South.
Selama ini Indonesia telah memenuhi semua permintaan AS dan defisit perdagangan negara itu pun sudah tertangani.
JURU Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto menyatakan pemerintah akan berusaha seoptimal mungkin untuk negosiasi tarif dengan AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved