Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH meraup dana senilai Rp24 triliun dari lelang tujuh Surat Utang Negara/SUN yang dilakukan pada Rabu (13/3). Dana tersebut diperoleh dari total penawaran yang masuk sebesar Rp58,93 triliun.
Tujuh SUN yang dilelang yakni, seri SPN03240613 (new issuance), SPN12250314 (new issuance), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0102 (reopening) yang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia.
"Pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp24 triliun pada lelang SUN hari ini dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini," ujar Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan melalui keterangannya.
Baca juga : Rupiah Menguat setelah BI Tahan Suku Bunga Acuan
Deni mengatakan, permintaan atas Lelang SUN kali ini tercatat cukup baik. Total penawaran yang masuk senilai Rp58,94 triliun itu setara 2,45 kali dari target indikatif yang diumumkan sebelumnya.
Hal tersebut didukung oleh indikator perekonomian domestik yang konstruktif, antara lain tetap tingginya cadangan devisa di level US$144,0 miliar yang setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dari pasar global, Chairman the Fed Jerome Powell mengindikasikan kemungkinan penurunan Fed Fund rate pada tahun ini, meskipun penurunan tersebut belum memungkinkan pada semester I 2024, karena tingkat inflasi AS yang belum mendekati target The Fed.
Baca juga : Lelang Tujuh Surat Utang, Pemerintah Raup Rp24 Triliun
Total penawaran masuk dari investor asing pada lelang SUN hari ini meningkat tipis menjadi Rp10,5 triliun, sementara pada lelang sebelumnya tercatat Rp10,4 triliun.
"Mayoritas dari penawaran masuk tersebut berada pada seri SUN tenor menengah-panjang, yakni 5 dan 10 tahun sebesar Rp7,97 triliun atau 75,9% dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp4,63 triliun atau 19,3% dari total awarded bids," jelas Deni.
Dia menerangkan, permintaan investor masih dominan pada seri SUN tenor 5 dan 10 tahun, dengan jumlah penawaran masuk sebesar 64,99% dari total penawaran masuk. Sementara penawaran yang dimenangkan ialah 58,13% dari keseluruhan nilai lelang yang dimenangkan.
Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024
Penawaran masuk terbesar adalah pada tenor 10 tahun yaitu Rp19,44 triliun, atau 32,98% dari total penawaran masuk dan dimenangkan sebesar Rp9,1 triliun, setara 37,92% dari total penawaran yang dimenangkan.
"Weighted Average Yield (WAY) untuk Obligasi Negara pada lelang SUN hari ini naik sebesar 1 hingga 3 basis poin dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya, kecuali WAY Obligasi Negara tenor 5 tahun turun 1 basis poin dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya," jelas Deni.
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN 2024, lanjutnya, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2024. (Mir)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved