Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEPALA ekonom Bank Permata Josua Pardede membeberkan penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 4,94% secara tahunan atau year on year (yoy), anjlok dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17% yoy.
Ia menyebut ada perlambatan konsumsi rumah tangga yang terindikasi dari perlambatan laju penjualan ritel pada akhir kuartal III 2023 tercatat 1% yoy dari akhir kuartal II 2023 sebesar 7,9% yoy. Selain itu, laju pertumbuhan penjualan mobil baik wholesale dan ritel juga melambat pada kuartal III 2023 dengan masing-masing terkontraksi minus 12% yoy dan minus 8,8% yoy dari kuartal II 2023 yang tercatat tumbuh 5,8% yoy dan 1,9% yoy.
Sementara itu, investasi non bangunan juga cenderung melambat dengan terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal III 2023 yang terkontraksi minus 14,2% yoy dari kuartal sebelumnya 4,1% yoy. Penurunan laju penjualan alat berat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas terutama batu bara di tengah perlambatan ekonomi global pada tahun ini.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang pada 2023 Diprediksi di Atas Rata-Rata Global
"Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini cenderung lebih rendah dari perkiraan," kata Josua dalam keterangannya kepada Media Indonesia, Senin (6/11).
Ia menambahkan penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2023 juga didorong oleh kontraksi laju belanja pemerintah. Pada kuartal ini belanja pemerintah tercatat terkontraksi 3,76% yoy, jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya 10,62% yoy. Komponen belanja yang mengalami perlambatan antara lain dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial.
Baca juga: Indonesia Comic Con X DG Con 2023 Jadi Ruang Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
"Belanja pemerintah yang cenderung rendah itu terindikasi dari realisasi sementara anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang terus menunjukkan surplus pada September 2023, yang mengindikasikan adanya pengetatan fiskal," terang Josua.
Josua juga mencatat kinerja ekspor dan impor kembali mengalami kontraksi pada kuartal III 2023, yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global. Situasi ini dianggap telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia.
Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian tercatat mengalami perlambatan yang hanya tumbuh 1,46% yoy. Ini dipengaruhi oleh penurunan produktivitas pertanian di tengah fenomena El-Nino. (Z-10)
OLAHRAGA padel saat ini begitu viral dengan banyak kalangan yang memainkan olahraga ini. Mulai dari kalangan figur publik hingga warga umum, padel menjadi kecintaan baru.
Sistem outsourcing atau alih daya selama ini menjadi solusi efisiensi bagi berbagai perusahaan di Indonesia.
DALAM politik global, kekuasaan bukan lagi sekadar tentang peluru, melainkan juga tentang persepsi. Tentang bagaimana risiko direkayasa, bukan untuk dihindari, melainkan untuk dijual.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
Kondisi perang dagang global membawa dampak signifikan bagi Indonesia, mulai rantai pasokan global, investasi hingga fluktiasi harga komoditas.
Rocky lebih lanjut menggarisbawahi pentingnya peran perubahan ideologi yang menyeluruh.
"Harapan satu-satunya adalah memberikan booster terhadap daya beli melalui kebijakan yang pro kepada daya beli,”
PEMERINTAH menargetkan mampu melakukan belanja di Desember 2024 sebesar Rp517,85 triliun agar alokasi belanja negara dalam APBN terpenuhi. Itu merupakan selisih realisasi belanja negara
Mesin utama pertumbuhan, yaitu konsumsi masyarakat, tumbuh melambat menjadi 4,91% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,93%.
KSSK mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2024 bisa mencapai 5,1%. Direktur Celios Nailul Huda pesimistis dengan angka tersebut.
Kondisi konsumsi rumah tangga saat ini dinilai berada dalam guncangan. Itu tergambar dari pertumbuhan kredit multiguna rumah tangga yang melambat.
Pemberlakuan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 diyakini akan memicu pelemahan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved