Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
HARGA minyak melemah di perdagangan Asia pada Senin (24/7) sore, karena para pedagang menunggu lebih banyak isyarat kenaikan suku bunga dari bank sentral AS dan Eropa, dengan pengetatan pasokan dan harapan untuk stimulus Tiongkok mendukung Brent pada US$80 per barel.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 31 sen atau 0,4%, menjadi US$80,76 per barel pada pukul 06.44 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 33 sen atau 0,4%, menjadi diperdagangkan pada US$76,74 per barel,
Kedua harga acuan naik masing-masing 1,5% dan 2,2% minggu lalu, kenaikan keempat minggu berturut-turut, karena pasokan diperkirakan akan mengetat setelah pemotongan OPEC+.
Baca juga : Harga Minyak Naik Dipicu Pemotongan OPEC+ dan Pelemahan Dolar AS
Pertempuran juga meningkat pekan lalu, di Ukraina setelah Rusia menarik diri dari perjanjian koridor laut aman yang ditengahi PBB untuk ekspor biji-bijian.
"Sementara kenaikan suku bunga Fed lainnya minggu ini dapat mendorong beberapa volatilitas harga jangka pendek, kami memperkirakan pengetatan kondisi pasar di tengah pengurangan pasokan OPEC dan meningkatnya spekulasi pasar atas stimulus lebih lanjut di Tiongkok akan terus mendorong harga lebih tinggi hingga kuartal ketiga 2023," analis dari National Australian Bank mengatakan dalam sebuah catatan.
Baca juga : Dolar AS Rebound, Pound Jatuh Terseret Inflasi Inggris
Investor telah memperkirakan kenaikan seperempat poin dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa minggu ini sehingga fokusnya adalah pada apa yang Ketua Fed Jerome Powell dan Presiden ECB Christine Lagarde katakan tentang kenaikan suku bunga di masa depan.
Naiknya suku bunga telah mengurangi investasi dan memperkuat greenback, membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Berita bearish lainnya yang patut dipertimbangkan adalah pandangan Uni Emirat Arab bahwa pemotongan OPEC+ yang ada cukup untuk menyeimbangkan pasar," kata Mukesh Sahdev, kepala perdagangan hilir dan minyak di Rystad Energy.
Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei mengatakan pada Jumat (21/7/2023) bahwa tindakan OPEC+ untuk mendukung pasar minyak sudah cukup untuk saat ini dan grup tersebut "hanya berjarak satu panggilan telepon" jika diperlukan langkah lebih lanjut.
Di Tiongkok, pelaku pasar memperkirakan Beijing akan menerapkan langkah-langkah stimulus yang ditargetkan untuk mendukung ekonominya yang lesu, kemungkinan meningkatkan permintaan minyak di konsumen nomor dua dunia itu.
Perencana negara Tiongkok pada Senin (24/7) meluncurkan langkah-langkah untuk meningkatkan, mendorong dan memacu investasi swasta di beberapa sektor infrastruktur, dan mengatakan juga akan memperkuat dukungan pembiayaan untuk proyek-proyek swasta.
Pekan lalu, perusahaan-perusahaan energi AS melakukan pengurangan rig minyak terdalam sejak awal Juni, dengan unit operasi turun tujuh menjadi 530, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes, Jumat (21/7). (Ant/Z-4)
PEMERINTAH tak menutup peluang penambahan kuota subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah gejolak harga minyak mentah dunia.
Peluang pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau mengurangi kuota subsidi bensin dinilai terbuka lebar.
Dampak eskalasi konflik Israel-Iran dikhawatirkan memicu adanya guncangan pasokan atau supply shock minyak mentah dunia.
PENGAMAT energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rahmanto meramalkan harga minyak mentah dunia bisa kembali menembus US$100 per barel pascaserangan Iran ke Israel.
KAPAL supertanker Iran, MT Arman 114, ditangkap karena melakukan transaksi ilegal di perairan Natuna. Kapal tersebut memuat lebih dari 200.000 mentrik ton minyak mentah senilai Rp4,6 triliun.
OTORITAS maritim Indonesia menyita sebuah kapal tanker berbendera Iran yang membawa lebih dari 200.000 metrik ton minyak mentah yang diduga melakukan transfer ilegal di laut.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibuka melemah 4,73 poin atau 0,07% ke posisi 7.103,06.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved