Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GURU Besar Ekonomi Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Mari Elka Pangestu mengungkapkan dampak eskalasi konflik Israel-Iran memicu adanya guncangan pasokan atau supply shock minyak mentah dunia.
Mari menuturkan supply shock akan terjadi bila Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Israel menjatuhkan sanksi lebih berat ke Iran dengan pembatasan penjualan minyak Iran ke pasar internasional. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya pasokan minyak. Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan memproduksi sekitar 3 juta barel per hari (bpd) dan ekspor minyak mencapai 1 juta bpd di 2023.
"Jika AS meningkatkan sanksi ke Iran dan punya dampak kepada kapasitas minyak Rusia untuk mengirim minyak, maka supply shock minyak bisa terjadi," ujarnya dalam webinar 'Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI', Senin (15/4).
Baca juga : Konflik Iran-Israel, Harga Minyak Mentah Dunia Bisa Tembus US$100 per Barel
Masalah pasokan minyak mentah dunia juga dapat terjadi bila terdapat gangguan di Selat Hormuz yang menjadi titik penghubung utama antara Iran dan Oman dan merupakan jalur vital perdagangan minyak dunia. Hal ini dapat membuat harga minyak dunia meroket ke level tertinggi.
"Dengan adanya pengurangan produksi minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), maupun gangguan dari rute jalur minyak yang bisa terjadi di Selat Hormuz, diperkirakan harga minyak dunia akan naik," jelas mantan menteri perdagangan di era SBY itu.
Penguatan dolar AS setelah data inflasi AS yang kuat, ujar Mari, juga memberikan tekanan pada harga minyak mentah dunia. Dolar yang kuat membuat minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air pun akan ikut terbang dan bisa mempengaruhi tingkat inflasi. Serta, risiko fiskal bisa terjadi karena anggaran subsidi BBM akan membengkak.
Baca juga : Hendak Serang Balik Israel, Sebetulnya Seberapa Kuat Posisi Militer Iran?
"Bakal ada defisit anggaran karena kalau harga minyak dunia naik tentunya subsidi BBM juga akan naik ya, kecuali harga BBM mau dinaikkan," pungkas Mari.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyebut dampak dari eskalasi konflik Iran-Israel menyebabkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) menembus US$100 per barel.
"Kemungkinan besar harga ICP akan naik menjadi US$100 per barel. Tapi, apakah itu akan berkelanjutan atau spike, saya rasa cenderung menunggu dulu apa reaksi Israel dan Amerika terhadap konflik itu," ucapnya.
Baca juga : Apa Dampak Perang Israel-Hamas bagi Pasar Minyak Dunia? Ini Prediksinya
Meski, sumber utama impor BBM Indonesia bukan dari Iran, Tutuka mengatakan pemerintah sudah menyiapkan antisipasi mencari sumber-sumber impor minyak karena kekhawatiran eskalasi konflik Iran-Israel mempengaruhi distribusi minyak dunia.
Ia menjelaskan sumber utama impor BBM Indonesia ialah Singapura dengan porsi 56,58%, lalu dari Malaysia dengan 26,75%, impor BBM dari India dengan 6,28% dan negara lainnya. Sementara, Indonesia mengimpor minyak mentah dari Nigeria, Saudi Arabia, Angola dan Gabon.
"Tidak ada impor BBM dengan Iran. Kalau terjadi eskalasi konflik kita antisipasi dengan mengidentifikasi sumber-sumber impor kita. Dibelokkan ke mana (distribusinya), atau dicarikan tempat mana. Itu yang penting," tutup Tutuka.
(Z-9)
Meski ketegangan di Timur Tengah belum mereda, harga minyak dunia belum pernah mencapai di atas US$75 per barel dalam beberapa bulan terakhir.
Harga minyak dunia sempat turun hingga 7% pada Senin (23/6) setelah Iran menggencarkan serangan terhadap pangkalan udara AS di Qatar.
HARGA minyak dunia melonjak usai Amerika Serikat menyerang Iran hingga mendekati US$80 per barel, Senin (23/6). Pemerintah Indonesia didorong mengantisipasi dampak konflik di Timur Tengah
Ketegangan geopolitik di kawasan Teluk Persia, yakni Iran vs Israel, kembali memunculkan kekhawatiran global.
Ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah, terutama akibat serangan Israel ke sejumlah target strategis di Iran, berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia.
Permintaan akan layanan kapal untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi meningkat seiring dengan pemulihan harga komoditas minyak global.
PEMERINTAH Indonesia terus melanjutkan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari kawasan konflik. 54 WNI dari Iran
Gencatan senjata adalah istilah yang kerap muncul dalam konteks konflik militer atau peperangan. Berikut penjelasan lengkapnya
Komnas HAM merespons serius situasi di Papua dalam kerangka dan tujuan tunggal, yaitu untuk mewujudkan Papua Tanah Damai melalui berbagai upaya rekonsiliasi dan perdamaian.
Dorong upaya-upaya rekonsiliasi untuk mewujudkan perdamaian di Bumi Cenderawasih.
KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menghimbau kepada semua pihak untuk tidak menggunakan pendekatan kekerasan dalam menangani konflik antara KKB dan aparat di tanah Papua
Eropa sedang bergegas mempersiapkan warganya untuk menghadapi ancaman konflik yang semakin meningkat dan berada di ambang pintu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved