Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Konflik Israel vs Iran Picu Lonjakan Harga Minyak

Insi Nantika Jelita
14/6/2025 05:13
Konflik Israel vs Iran Picu Lonjakan Harga Minyak
Ilustrasi(Antara)

Ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah, terutama akibat serangan Israel ke sejumlah target strategis di Iran, berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia. Analis pasar modal sekaligus pendiri Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan, kawasan tersebut merupakan poros vital pasokan energi global, di mana sekitar 20-30 persen ekspor minyak dunia melintasi Selat Hormuz.

“Jika konflik Timur Tengah memanas dan mengganggu distribusi, harga minyak Brent bisa tembus US$90-100 per barel akibat supply shocked global," ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (13/6).

Sebagai dampak awal dari eskalasi konflik ini, harga minyak Brent sudah tercatat melonjak 6,5% dan mencapai US$73,88 per barel pada hari ini pukul 21.00 WIB. Lonjakan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dari kawasan tersebut.

Menyikapi kondisi tersebut, PT Pertamina menyatakan telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Strategi yang dilakukan antara lain pengalihan rute pelayaran logistik ke jalur yang lebih aman serta diversifikasi sumber impor minyak mentah dari kawasan di luar Timur Tengah, seperti Afrika. 

Kendati demikian, Hendra menjelaskan lonjakan harga minyak tetap membawa risiko terhadap perekonomian nasional, terutama berupa tekanan terhadap inflasi energi dan peningkatan beban subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Oleh karena itu, pemerintah perlu segera mengantisipasi kondisi ini dengan strategi jangka pendek dan panjang," tegasnya.

Untuk jangka pendek, pemerintah perlu memastikan stabilitas harga BBM bersubsidi melalui optimalisasi anggaran kompensasi dan penguatan cadangan energi strategis nasional. Pengendalian ekspektasi inflasi dan perlindungan daya beli masyarakat juga harus dijaga melalui koordinasi erat antara Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.

Sementara, untuk jangka panjang, perlu ada percepatan peningkatan produksi minyak dan gas dalam negeri, reformasi struktur harga energi, dan transisi menuju bauran energi yang lebih berkelanjutan. Akselerasi pembangunan kilang domestik dan program hilirisasi energi menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional di tengah dinamika geopolitik global. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya