Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
HARGA minyak menguat di perdagangan Asia pada Selasa (11/7) sore, memulihkan beberapa kerugian dari sesi sebelumnya, karena para pedagang fokus terhadap pengurangan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia dan dolar AS yang lebih lemah.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 31 sen atau 0,4% menjadi diperdagangkan di US$78 per barel pada pukul 06.26 GMT.
Minyak mentah West Texas Intermediate AS meningkat 35 sen atau 0,5%, menjadi diperdagangkan pada US$73,34 per barel.
Baca juga : Apa Dampak Perang Israel-Hamas bagi Pasar Minyak Dunia? Ini Prediksinya
Pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia ditetapkan untuk Agustus membantu mengangkat harga acuan, yang juga didukung dolar AS yang jatuh ke level terendah dua bulan.
Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan seringkali meningkatkan permintaan minyak.
"Minyak telah menemukan titik terendah dan satu-satunya hal ... yang dapat menembusnya adalah jika inflasi AS sangat panas dan Fed dipaksa untuk memperketat ekonomi ini ke dalam resesi," kata Edward Moya, seorang analis di OANDA.
Baca juga : Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Kabar Pemotongan OPEC+
Sementara pejabat bank sentral mengatakan Federal Reserve AS kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi, pasar terhibur dari indikasi pejabat juga berpikir siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini hampir berakhir.
"Keputusan Tiongkok untuk meningkatkan dukungan untuk sektor real estat dengan tujuan lebih lanjut menopang kepercayaan membantu lonjakan harga minyak," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.
Data pinjaman yuan baru Tiongkok dan neraca perdagangan, serta inflasi AS, akan dipantau secara ketat oleh pasar dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga : OPEC+ Rekomendasikan Pengurangan Produksi agar Harga Minyak Naik
Pedagang juga menantikan data persediaan minyak mentah AS yang akan dirilis Selasa (11/7) malam, dari kelompok industri American Petroleum Institute (API). Para analis memperkirakan kenaikan 200.000 barel. (Ant/Z-4)
Baca juga : Arab Saudi Pangkas Produksi Minyak untuk Dongkrak Harga
PT Pertamina Hulu Energi memproduksi hingga 566 ribu barel minyak per hari (barrel oil per day/BOPD) hingga akhir tahun lalu. Jumlah ini sebesar 68% produksi minyak mentah nasional.
Pemboran hari ini bakal menghasilkan 1.203 barel minyak per hari dan 14,58 juta meter kubik gas setara minyak per hari.
HARGA minyak dunia turun lebih dari 2% setelah produsen OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak secara sukarela.
OPEC+ kembali bertemu kemarin, dan setuju untuk melakukan pengurangan kembali yang lebih dalam karena harga minyak terus turun, meskipun diprediksi naik pada tahun depan.
HARGA minyak dunia terus menunjukkan tren kenaikan, mengikuti sesi sebelumnya pada Rabu (29/11/2023).
HARGA minyak dunia meningkat jelang kenaikan menjelang pertemuan OPEC+ pada akhir pekan ini.
PEMERINTAH tak menutup peluang penambahan kuota subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah gejolak harga minyak mentah dunia.
Peluang pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau mengurangi kuota subsidi bensin dinilai terbuka lebar.
Dampak eskalasi konflik Israel-Iran dikhawatirkan memicu adanya guncangan pasokan atau supply shock minyak mentah dunia.
PENGAMAT energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rahmanto meramalkan harga minyak mentah dunia bisa kembali menembus US$100 per barel pascaserangan Iran ke Israel.
Prediksi dari Analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, pergerakan harga minyak masih mencerminkan potensi kenaikan yang signifikan.
HARGA minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) Januari 2024 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya Desember 2023 sebesar US$1,61 per barel menjadi US$77,12 per barel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved