Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HARGA minyak menguat di perdagangan Asia pada Selasa (11/7) sore, memulihkan beberapa kerugian dari sesi sebelumnya, karena para pedagang fokus terhadap pengurangan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia dan dolar AS yang lebih lemah.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 31 sen atau 0,4% menjadi diperdagangkan di US$78 per barel pada pukul 06.26 GMT.
Minyak mentah West Texas Intermediate AS meningkat 35 sen atau 0,5%, menjadi diperdagangkan pada US$73,34 per barel.
Baca juga : Apa Dampak Perang Israel-Hamas bagi Pasar Minyak Dunia? Ini Prediksinya
Pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia ditetapkan untuk Agustus membantu mengangkat harga acuan, yang juga didukung dolar AS yang jatuh ke level terendah dua bulan.
Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan seringkali meningkatkan permintaan minyak.
"Minyak telah menemukan titik terendah dan satu-satunya hal ... yang dapat menembusnya adalah jika inflasi AS sangat panas dan Fed dipaksa untuk memperketat ekonomi ini ke dalam resesi," kata Edward Moya, seorang analis di OANDA.
Baca juga : Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Kabar Pemotongan OPEC+
Sementara pejabat bank sentral mengatakan Federal Reserve AS kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi, pasar terhibur dari indikasi pejabat juga berpikir siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini hampir berakhir.
"Keputusan Tiongkok untuk meningkatkan dukungan untuk sektor real estat dengan tujuan lebih lanjut menopang kepercayaan membantu lonjakan harga minyak," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.
Data pinjaman yuan baru Tiongkok dan neraca perdagangan, serta inflasi AS, akan dipantau secara ketat oleh pasar dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga : OPEC+ Rekomendasikan Pengurangan Produksi agar Harga Minyak Naik
Pedagang juga menantikan data persediaan minyak mentah AS yang akan dirilis Selasa (11/7) malam, dari kelompok industri American Petroleum Institute (API). Para analis memperkirakan kenaikan 200.000 barel. (Ant/Z-4)
Baca juga : Arab Saudi Pangkas Produksi Minyak untuk Dongkrak Harga
Output telah dipulihkan ke tingkat prasanksi sebesar 3,8 juta barel per hari (bph), kata Khojastehmehr. Produksi minyak menurun tajam menyusul penerapan kembali sanksi.
ARAB Saudi mengumumkan pemangkasan produksi minyak menyusul pertemuan dengan 13 anggota OPEC untuk menopang harga meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya resesi.
PERANG antara kelompok Hamas dan Israel menimbulkan salah satu risiko geopolitik paling signifikan terhadap pasar minyak sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Masa depan bahan bakar fosil akan menjadi titik penting ketika para pemimpin dunia bertemu di konferensi iklim COP28 akhir bulan ini.
OPEC+ kembali bertemu kemarin, dan setuju untuk melakukan pengurangan kembali yang lebih dalam karena harga minyak terus turun, meskipun diprediksi naik pada tahun depan.
HINGGA Selasa (28/6), tumpahan minyak mentah masih menyelimuti perairan Cilacap, Jawa Tengah.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan segera berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Hubungan Washington dan Beijing oleh sejumlah isu yang membawa kerenggangan.
MANTAN Dirut BEI Hasan Zein Mahmud melihat memanasnya perang di Israel dan Palestina akan berdampak pada kenaikan harga minyak dunia.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang menuju Pelabuhan Israel.
MAHASISWA Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil mendapatkan Silver Medal, pada kegiatan International Walisongo Science Competition 2023 (IWSC).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved