Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bank Sentral Australia Pertahankan Suku Bunga 4,1%

Fetry Wuryasti
05/7/2023 16:19
Bank Sentral Australia Pertahankan Suku Bunga 4,1%
Bank Sentral Australia mempertahankan level tingkat suku bunga(Dok. SgInsight)

BANK Sentral Australia mempertahankan level tingkat suku bunga di kisaran 4,1%. Alasannya, Dewan Gubernur Bank Sentral Australia ingin menilai dampak dari siklus pengetatan kebijakan moneter yang sudah terjadi lebih dari 1 tahun terhadap perekonomian.

Meskipun Bank Sentral Australia tidak menaikkan tingkat suku bunga, mereka sepakat untuk membuka potensi terjadinya kenaikan tingkat suku bunga di masa yang akan datang.

"Untuk saat ini, Bank Sentral Australia ingin mengkaji situasi, kondisi ekonomi yang ada, dan prospek ekonomi hingga potensi risiko yang ada saat ini," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (5/7).

Baca juga: PM Australia Kecam Hong Kong atas Surat Perintah Penangkapan Aktivis

Sama seperti terhadap bank sentral AS The Fed, pelaku pasar dan investor melihat peluang lebih dari 70% untuk Bank Sentral Australia menaikkan tingkat suku bunga 2x pada tahun 2023.

Gubernur Bank Sentral Australia Philip Lowe mengatakan pengetatan kebijakan moneter mungkin masih akan diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

Baca juga: Kesepahaman Bisnis 3,6 Juta Dolar AS Perkuat Hubungan Indonesia-Australia

Kemungkinan kenaikan kebijakan moneter tersebut akan terbuka pada bulan Agustus, November atau Desember sebanyak 25 bps dan akan dilakukan sebanyak dua kali.

"Kami melihat potensi kenaikannya sebanyak 2x terbuka lebar. Sebab Lowe juga selalu melihat inflasi Australia masih tinggi, kisarannya berada di 5,7%. Meski turun, tapi besaran penurunan masih kecil," kata Nico.

Bank Sentral Australia juga akan terus menanti data ekonomi yang masuk. Kenaikan tingkat suku bunga akan bergantung kepada sejauh mana perekonomian serta inflasi berkembang.

Memang secara kecepatan dalam menaikkan tingkat suku bunga, Bank Sentral Australia cukup lambat dalam memberikan keputusan, karena mereka ingin lebih hati-hati dalam melakukan kenaikan tingkat suku bunga.

Seban Australia merupakan salah satu negara yang pinjaman rumah tangganya terbesar di dunia. Oleh karena itu, kenaikan tingkat suku bunga akan membebani rumah tangga dan berpotensi menyebabkan gagal bayar.

Kenaikan tingkat suku bunga Australia juga telah mendorong 90% dari pinjaman akan mengalami peningkatan beban pinjaman sebesar 30% atau lebih.

Lowe mengatakan bank sentral akan terus melihat data pengeluaran konsumen, biaya tenaga kerja, bisnis, dan inflasi. Saat ini inflasi barang dan konsumsi rumah tangga mulai turun, tapi inflasi inti masih di atas 6%, dan jauh dari target Bank Sentral Australia yang hanya 2% – 3%.

Dewan gubernur Bank Sentral Australia saat ini sangat waspada terhadap risiko ekspektasi inflasi yang tinggi, yang akan berkontribusi secara langsung pada kenaikan harga dan upah yang lebih besar kedepannya.

Namun sayangnya tingkat pengangguran Australia masih sangat rendah. Sisi positif setidaknya untuk saat ini adalah, meski pengetatan kebijakan moneter masih terjadi namun tabungan masyarakat masih mampu menjaga konsumsi tetap stabil

"Saat ini pelaku pasar dan investor, masih terlihat kurang puas dengan pernyataan dari Bank Sentral Australia. Lowe akan mencoba untuk menyampaikan prospek ekonomi pekan depan dalam pidatonya di Brisbane," kata Nico. (Try)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya