Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
HARGA emas kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB (27/10/2022), memperpanjang keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut didukung penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS karena data ekonomi yang melemah memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 11,20 dolar AS atau 0,68 persen menjadi ditutup pada 1.669,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan di kisaran tertinggi 1.679,40 dolar AS dan terendah 1.653,80 dolar AS.
Emas berjangka terkerek 3,90 dolar AS atau 0,24 persen menjadi 1.658,00 dolar AS pada Selasa (25/10/2022), setelah tergelincir 2,20 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.654,10 dolar AS pada Senin (24/10/2022), dan melonjak 19,50 dolar AS atau 1,19 persen menjadi 1.656,30 dolar AS pada Jumat (21/10/2022).
Dolar merosot pada perdagangan Rabu (26/10/2022), karena data ekonomi AS yang lemah baru-baru ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin kurang agresif dalam menaikkan suku bunganya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 1,13 persen menjadi 109,7010.
Pelemahan dolar terjadi setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan terus merosot dari tertinggi multi-tahun minggu lalu di 4,338 persen, dan terakhir turun empat basis poin menjadi 4,0317 persen. Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mendukung emas.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Rabu (26/10/2022) bahwa penjualan rumah baru AS turun 10,9 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 603.000 pada September, dari revisi 677.000 pada bulan sebelumnya. Ini agak membatasi pertumbuhan emas.
Namun demikian, p??????Prospek jangka pendek untuk emas tetap lemah, dengan pasar memperkirakan peluang hampir 100 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin oleh Fed pada November. Tetapi tekanan pada logam kuning agak mereda minggu ini, di tengah taruhan bahwa penurunan ekonomi yang nyata dapat memaksa The Fed untuk melunakkan sikap hawkish-nya.
Ekspektasi bahwa bank sentral akan memberlakukan kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada Desember meningkat di sesi terakhir setelah laporan Wall Street Journal menyatakan bahwa Fed sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 13,7 sen atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 19,486 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 42,80 dolar atau 4,65 persen, menjadi ditutup pada 962,50 dolar per ounce. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Harga Minyak Naik hampir 3%, Terdorong melemahnya Dolar AS
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, menyampaikan pada hari ini, Kamis (14/8), rupiah dibuka menguat tajam sebesar 102 poin ke level Rp16.100 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka melemah sebesar 1 poin atau 0,01% menjadi Rp16.391 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.390 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, dibuka menguat sebesar 31 poin atau 0,19% menjadi Rp16.370 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.401 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Senin 4 Agustus 2025, dibuka menguat sebesar 104 poin atau 0,63% menjadi Rp16.409 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.513 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 31 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 23 poin atau 0,14% menjadi Rp16.428 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.405 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, mengalami pelemahan sebesar 9 poin atau 0,06% menjadi Rp16.329 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.320 per dolar AS.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved