Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CHIEF Executive Officer (CEO) Tesla Inc Elon Musk menuturkan tingkat inflasi mungkin telah mencapai puncaknya dan memperkirakan akan menurun di akhir tahun ini. Negara-negara dunia memang mengalami inflasi tinggi. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, inflasi berada di atas 9%
"Saya akan menganggap ini (inflasi) sebagai sebutir garam, saya pikir inflasi akan menurun menjelang akhir tahun ini," kata Musk dilansir Fortune, Jumat (22/7).
Orang terkaya dunia ini melihat harga komoditas akan cenderung lebih rendah. Di AS, inflasi berada pada level tertinggi dalam empat dekade, mencapai tingkat tahunan 9,1% pada Juni, meski Federal Reserve menaikkan suku bunga dalam upaya untuk mendinginkan ekonomi.
Baca juga: Dunia Usaha Sambut Baik Keputusan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Kenaikan harga bahan bakar minyak dan barang-barang konsumen telah memukul orang Amerika begitu keras sehingga hal itu dianggap menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi negara itu.
Namun, harga gas dilaporkan perlahan turun selama sebulan terakhir ke rata-rata nasional saat ini sekitar US$$4,40 per galon. Harga gas sempat melonjak tinggi sebesar US$5,00 per galon pada Juni, yang merupakan peningkatan 11,2% dari bulan sebelumnya.
Di satu sisi, saat rekor inflasi yang tinggi, Tesla telah menaikkan harga mobilnya di AS dan Tiongkok, yakni Model Y dari US$62.990 menjadi US$65.990 pada bulan lalu.
Musk sebelumnya mengatakan bahwa mimpi buruk rantai pasokan telah berakhir. Ia berujar jika inflasi mereda, pihaknya dapat menurunkan harga mobilnya.
"Jika kita melihat indikasi bahwa tingkat inflasi menurun, maka kita tidak perlu menaikkan harga mobil kita," kata bos Tesla itu. (OL-16)
Tetap up-to-date! Ikuti berita terkini yang paling viral dan banyak dibicarakan hari ini. Dapatkan informasi lengkap dan analisis mendalam, lihat selengkapnya!
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global, tekanan geopolitik, hingga tren deglobalisasi terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
KETAHANAN ekonomi Indonesia dinilai mulai tergerus, terutama karena dampak dari kondisi ekonomi global yang dalam beberapa waktu terakhir bergerak cukup dinamis.
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Ilham Permana menyatakan keprihatinannya anjlonya manufaktur dan risiko serbuan produk impor.
Kinerja investasi ini juga membawa dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, dengan serapan tenaga kerja langsung mencapai 594.104 orang
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Salah satu pengendalian inflasi dengan mendirikan Pabrik Saus Tomat dan Cabai di dalam gedung sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Pengolahan Produk Holtikultura di Kecamatan Salimpaung.
Kebijakan Tarif Resiprokal Dibuat karena Adanya Kekhawatiran AS pada Kekuatan Tiongkok
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved