Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Inflasi Tahunan Juni Lampaui Target 4%, BPS: Perlu Waspada

Insi Nantika Jelita
01/7/2022 14:41
Inflasi Tahunan Juni Lampaui Target 4%, BPS: Perlu Waspada
Pedagang sayur menyortir cabai merah di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (1/7/2022).(Antara/Asep Fathulrahman.)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Juni secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 4,35%. Angka ini melampaui batas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy.

Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (1/7), menuturkan angka inflasi tersebut perlu diwaspadai karena bergantung pada beberapa faktor. Faktor tersebut ialah secara umum penyebab inflasi sepanjang 2022 karena harga yang diatur pemerintah, baik terkait tarif transportasi maupun harga energi.

Penyebab lain ialah harga bergejolak yang disebabkan suplai terganggu karena anomali cuaca. "Kalau ditanya ini mengkhawatirkan atau tidak, tentu saja tergantung kebijakan pemerintah, apakah (bisa) menahan harga tidak terlalu tinggi. Menurut saya, (inflasi) ini masih relatif aman, tetapi perlu diwaspadai," ujar Kepala BPS.

Ia menerangkan, penyebab lonjakan inflasi karena cuaca esktrem yaitu hujan masih turun sepanjang Juni kemarin dan berdampak pada wilayah sentra produksi hortilkultura. "Turunnya curah hujan yang lebat mengganggu beberapa sentra produksi, khususnya produk hortikultura, sehingga gagal panen," jelasnya.

 

Adapun, komoditas penyumbang inflasi Juni ialah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras. Cabai merah pergerakannya tercatat tinggi secara bulanan dengan andil inflasi 0,24%. Sedangkan secara tahunan andilnya 0,35%.

Untuk cabai rawit andilnya terhadap inflasi sebesar 0,10% baik secara bulanan maupun tahunan. Margo mengatakan, jika harga bergejolak normal kembali seharusnya tidak mendorong terjadi kenaikan inflasi yang signifikan ke depan.

BPS juga menyoroti pengeluaran terbesar lain berasal dari kelompok transportasi yang memberikan andil inflasi Juni sebesar 0,04%. "Kalau dilihat komoditas yang memberikan andil cukup besar di transportasi itu karena ada kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,03%," tutur Margo. Harga tarif pesawat yang tinggi, lanjutnya, juga disebabkan kenaikan harga avtur dan melonjaknya permintaan tiket karena adanya pelonggaran aktivitas. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya