Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Moody's Pangkas Peringkat Utang Ukraina, Prospek Negatif

Mediaindonesia.com
21/5/2022 14:23
Moody's Pangkas Peringkat Utang Ukraina, Prospek Negatif
Bagan yang menunjukkan jadwal pembayaran bunga (kupon) Rusia atas obligasi pemerintah.(AFP.)

MOODY'S pada Jumat (21/5) memangkas peringkat utang Ukraina untuk kedua kali dalam tiga bulan. Lembaga pemeringkat itu menurunkan prospek menjadi negatif karena meningkatnya risiko invasi Rusia akan memengaruhi utang negara.

Lembaga pemeringkat itu memangkas peringkat menjadi Caa3, setelah menurunkannya dua tingkat dari B3 pada awal Maret. Negara itu dapat menghadapi konflik militer yang lebih berlarut-larut daripada yang diperkirakan Moody's menyusul invasi pada akhir Februari.

Itu, "Meningkatkan kemungkinan restrukturisasi utang dan kerugian yang dikenakan pada kreditur sektor swasta," kata pernyataan itu. Meskipun dukungan keuangan yang besar dari masyarakat internasional untuk membantu kebutuhan mendesak, "Kenaikan signifikan yang dihasilkan dalam utang pemerintah kemungkinan akan terbukti tidak berkelanjutan dalam jangka menengah," dan dapat, "Menghambat akses lebih lanjut ke pembiayaan resmi."

Kongres AS pada Kamis menyetujui paket bantuan besar US$40 miliar untuk Ukraina untuk membantu memerangi Rusia dan menjaga pemerintah tetap beroperasi. Bantuan ini setelah paket US$14 miliar pada Maret.

Dana Moneter Internasional pada Maret menyetujui paket bantuan $1,4 miliar untuk negara yang dilanda perang itu. Bank Dunia menyetujui pinjaman US$350 juta sebagai bagian dari paket total lebih dari US$700 juta.

Baca juga: Pejabat Amerika Serikat Bahas Investasi Lebih Dalam dengan Taiwan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pemerintahnya membutuhkan US$7 miliar per bulan untuk menjaga perekonomiannya tetap bertahan. Moody's memperkirakan Ukraina menghadapi kebutuhan pembiayaan sekitar US$50 miliar tahun ini.

Badan tersebut memperkirakan ekonomi negara itu akan berkontraksi sebesar 35% tahun ini. Maklum, perang menyebabkan kerusakan besar pada kapasitas produktifnya, di samping banyaknya korban manusia. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya