Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan

M. Ilham Ramadhan Avisena
17/3/2022 16:19
BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat berbincang dengan pejabat Bank Sentral Italia Luigi Federico.(Antara)

BANK Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,50%. Keputusan menahan suku bunga acuan diambil berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16-17 Maret 2022.

"RDG Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/3).

Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan terkendalinya inflasi. Langkah itu juga mendorong upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat. Khususnya, terkait ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.

Baca juga: BI Perkirakan 80 Juta Warga Bisa Gunakan QRIS

Bank Sentral dikatakannya terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi lebih lanjut. Dalam hal ini melalui berbagai langkah, yakni memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah untuk menjaga stabilitas, yang sejalan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Selain itu, Bank sentral juga akan melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada perkembangan komponen SBDK secara granular, serta faktor yang memengaruhi.

"Memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang dan layanan kas dalam rangka menyambut bulan Ramadan, serta Hari Raya Idulfitri 2022," imbuh Perry.

Baca juga: Softbank Cabut dari Proyek IKN, Luhut Bidik Investor dari Arab Saudi

BI juga akan mendorong kesiapan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) khususnya PJP first mover, dalam rangka implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP). Tujuannya, mendukung interlink antara perbankan dan fintech.

Kebijakan internasional bakal diperkuat dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya. Berikut, memfasilitasi promosi investasi dan perdagangan, yang bekerja sama dengan instansi terkait.

Lalu, bersama Kementerian Keuangan menyukseskan 6 agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia G20 pada 2022. "BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan," pungkasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya