Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

OJK: Transisi Bank dari Hybrid ke Digital Hanya Tinggal Menunggu Waktu

Despian Nurhidayat
17/2/2022 17:16
OJK: Transisi Bank dari Hybrid ke Digital Hanya Tinggal Menunggu Waktu
OJK sebut transisi bank dari yybrid ke digital hanya tinggal menunggu waktu(ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA )

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa saat ini, perbankan sudah mulai memanfaatkan teknologi yang ada, di mana saat ini layanan yang diberikan sudah berjalan secara hybrid, dalam artian pelayanan di cabang masih ada namun berkurang dan layanan di digital seperti mobile banking atau aplikasi mulai diterapkan.

"Bahkan, ke depannya, sistem hybrid ini diperkirakan akan menjelma menjadi fully bank digital," ungkap Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital Imansyah dalam Webinar Dari Bank Hybrid Menuju Bank Digital, Kamis (17/2).

Terkait transformasi ekonomi digital, Imansyah mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak modal untuk unggul dalam bidang ini. Seperti penetrasi digital yang besar, pertumbuhan start up yang banyak dan lainnya. Ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mendapat nilai optimal dari ekonomi digital dan dapat memperkuat ketahanan ekononomi nasional.

Di sektor perbankan, menurutnya OJK berkomitmen untuk terus berupaya menguatkan perbankan agar lebih adaptif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memiliki daya saing yang kuat.

"Dalam hal digital ini, perbankan harus mengembangkan diri dan melalukan adaptasi dalam perkembangan digital. Ke depan layanan perbankan akan lebih personalized dan ini untuk meningkatkan daya saing di domestik maupun internasional. Namun, tidak semua bank bisa bertransformasi digital. Semua berkaitan dengan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing perbankan. Namun, ini sebuah keharusan," tuturnya.

Di tempat yang dama, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat menambahkan bahwa ekonomi digital ini diuntungkan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi covid-19 yang telah mempercepat laju digital.

Hal ini terlihat dari data, di mana ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh 6 kali lipat menjadi Rp4.531 triliun di tahun 2030, serta sektor e-commerce akan mendominasi ekonomi digitall Indonesia dan menyumbang Rp1.900 triliun di tahun 2030.

Trasaksi e-commerce pada 2021 diperkirakan tumbuh 51,6% dan akan meningkat pada 2022 hingga mencapai Rp530 triliun atau tumbuh 31,4%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, transaksi pembayaran digital banking pada 2021 diproyeksikan naik 46,1% yoy dan berlanjut naik 21,8% hingga mencapai Rp48,6 triliun pada 2022.

Sementara itu, penggunaan uang elektronik pada 2021 juga diperkirakan naik 41,2% yoy dan akan kembali tumbuh tinggi 16,3% yoy hingga mencapai Rp337 triliun pada 2022.

"Indonesis memiliki 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi. 72% ini berasal dari daerah non-metro atau sub urban. Sebanyak 98% digital merchants telah menerima pembayaran digital dan 59% digital merchants mulai menggunakan pembiayaan digital. 69% digital merchants akan meningkatkan pemasaran via digital," kata Teguh.

"Nilai gross merchandise value Indonesia mencapai US$ 70 miliar di 2021 atau naik 49%. Pada 2025, diperkirakan nilai ini akan meningkat hingga US$ 146 miliar. Deal activity rebound di paruh pertama tahun 2021 juga telah menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi digital paling diminati bahkan melampaui Singapura," sambungnya.

Namun demikian, Teguh menambahkan bahwa digitalisasi perbankan memiliki beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Di antaranya ialah perlindungan data pribadi yang belum memiliki regulasi, risiko kebocoran data, risiko penyalahgunaan teknologi, risiko serangan siber, infrastruktur jaringan komunikasi, dan masih banyak lainnya.

"Tapi era banking 5.0 atau perbankan masa depan tidak dapat dihindarkan. Di mana akan terjadi peningkatan penggunaan AI di perbankan," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Dorong UMKM dan Perempuan Pengusaha Bermigrasi ke Digital

Sementara itu, Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Marsudi menegaskan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tiga isu utama dalam hal menanggapi bank digital. Pertama ialah kepercayaan kepada lembaga tersebut, kedua pengaplikasian sistem syariah, dan ketiga fitur atau keamanan produk yang akan memengaruhi experience customer.

"Untuk membangun trust kepada nasabah, kita kerja sama dengan Alfamart dan BPKH. Kita ingin memberikan kemudahan kepada nasabah kami dengan layanan di Alfamart dan peran kami di BPKH untuk membantu digitalisasi BPKH. Untuk keamanan, kami juga telah membangun sistem yang terintegrasi. Seperti adanya API dan e-KYC di mana kami sudah full digital untuk registrasi user misalnya hanya dari selfie nanti dapat menyesuaikan dengan data dari Dukcapil," ucap Dyota.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menekankan bahwa transaksi digital telah menjadi tradisi baru di Indonesia dan dipercepat dengan adanya pandemi covid-19. Menurutnya, Indonesia pun telah siap untuk beralih ke digital.

Hal ini terlihat dari masifnya perkembangan start up dalam beberapa tahun terakhir. Hal yang ditawarkan oleh start up ini ialah memberikan kenyamanan dibalik teknologi dan platform yang ditawarkan semakin lama juga semakin canggih.

"Nah semua platform ini baik banking dan e-commerce itu kebutuhannya customer. Mereka harus berkomunikasi dengan customer dan mendengarkan. Jika tidak bisa melayani customer, maka mereka akan dengan mudah beralih ke platform lain yang bersedia melayani kebutuhan mereka," ujar Tjandra.

Menurutnya, beberapa keuntungan dalam mepakukan transformasi ke bank digital ialah cost efficiency atau efisiennya pengeluaran karena hanya butuh investasi di bidang teknologi saja, borderless expansion atau tidak membutuhkan ekspansi cabang, anytime transaction atau transaksi yang dapat dilakukan kapan pun, serta providing financial inclusion meningkatkan inklusi finansial bagi seluruh masyarakat Indonesia. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya