Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Shell Raup Untung Besar karena Pulihnya Harga Minyak

Mediaindonesia.com
03/2/2022 16:37
Shell Raup Untung Besar karena Pulihnya Harga Minyak
Logo Shell.(AFP/Shaun Curry.)

SHELL kembali meraih keuntungan besar-besaran pada tahun lalu. Raksasa energi yang berkantor pusat di Belanda itu mengungkapkan, Kamis (3/2), raihan itu karena harga minyak dan gas meroket akibat pulihnya permintaan dan kerusuhan geopolitik.

Shell mengatakan dalam pernyataan bahwa laba bersihnya mencapai US$20,1 miliar usai mengalami kerugian setelah pajak US$21,7 miliar pada 2020. Ini karena ekonomi dibuka kembali dari penguncian pandemi.

"2021 tahun yang penting bagi Shell," kata kepala eksekutif Ben van Beurden. Grup tersebut juga menyederhanakan nama dan strukturnya serta menguraikan rencana untuk memangkas emisi gas rumah kaca.

Setelah pendapatan besar, Shell mengatakan pihaknya merencanakan program pembelian kembali saham senilai US$8,5 miliar (7,5 miliar euro). "Menyusul badai pandemi yang menghancurkan harga minyak dan keuntungan, Shell telah kembali ke bentuk semula karena dibanjiri uang tunai," kata Richard Hunter, kepala pasar di Interactive Investor.

Saat penguncian menyebar pada 2020, harga minyak turun drastis, bahkan sempat berubah negatif. Harga telah rebound tajam, dengan patokan kontrak minyak Laut Utara Brent diperdagangkan hampir US$90 per barel. Ini membebani biaya bisnis dan daya beli individu karena kekhawatiran inflasi meningkat di seluruh dunia.

Pendapatan Shell melonjak 45% menjadi US$261,5 miliar tahun lalu, kata kelompok itu. Melonjaknya harga sangat meningkatkan pendapatan negara-negara penghasil minyak.

Kelompok OPEC+ yang beranggotakan 23 negara, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, Rabu, mengumumkan sedikit peningkatan produksi. Ini akan meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Maret, jumlah yang sama seperti pada bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga: Laba Meta Anjlok karena Facebook Kehilangan Pengguna

Harga minyak mencapai tertinggi tujuh tahun pada Januari, dengan Brent mencapai US$90. Salah staunya akibat ketegangan antara Moskow dan sekutu Barat pada titik tertinggi sejak Perang Dingin setelah Rusia mengumpulkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya