Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Inggris Ikut Investasi di Baterai Mobil Listrik Indonesia

Insi Nantika Jelita
24/11/2021 14:37
Inggris Ikut Investasi di Baterai Mobil Listrik Indonesia
Pengunjung melihat mobil pintar Toyota e-Palette yang dipamerkan pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021.(Antara/Muhammad Iqbal.)

INGGRIS akan terlibat investasi dalam industri kendaraan listrik di Indonesia. Negara tersebut akan ikut kerja sama dalam pembangunan industri katoda (cathode) dan prekursor (precursor) sebagai bagian dari industri sel baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

"Terkait battery cathode dan precursor, Indonesia akan melakukan kerja sama investasi dengan Inggris. Dari hasil kunjungan kami ke London itu, Inggris akan menyuplai dengan katoda, prekursor juga buat di sini," jelas Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar Economic Outlook 2022, Rabu (24/11).

Dia menegaskan, pemerintah Indonesia terbuka dengan berbagai negara soal investasi yang mendorong kemajuan ekonomi Indonesia. "Jadi sekarang jangan berpikir kita hanya kerja sama dengan Tiongkok, tidak betul. Kita kerja dengan negara mana saja, Abu Dhabi misalnya. Mereka akan membawa (investasi) industri aluminium ke sini," ucapnya. Hasil kunjungan ke Uni Emirat Arab pada November lalu, lanjut Luhut, menghasilkan komitmen investasi hingga sebesar US$44,6 miliar di berbagai bidang. 

Luhut menekankan, pemerintah tengah menggenjot hilirisasi sumber daya alam (SDA). "Hilirisasi ini juga telah membuahkan hasil yang nyata dalam supply chain. Nikel ore, bauksit, kita bisa menjadi pemain dunia ke depan," harap Menko Marves.

Baca juga: Konsolidasi Mendekati Tuntas, Saham ISAT Diprediksi Menuju Level Baru

Dia menjabarkan, ekspor besi dan baja Indonesia mencapai US$16,5 miliar hingga Oktober ini dan diperkirakan menembus US$21 miliar pada akhir 2021. "Ekspor besi dan baja mampu membantu kinerja neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada triwulan III 2021," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya