Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

OJK: Pertumbuhan Ekonomi ke Depan Bertumbuh dari UMKM

Fetry Wuryasti
29/9/2021 12:50
OJK: Pertumbuhan Ekonomi ke Depan Bertumbuh dari UMKM
Ilustrasi(Mi/Dwi Apriani)

KEPALA Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan kesuksesan right issue saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjawab keraguan dari para investor, pengamat, dan terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan, bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan lebih bertumbuh di UMKM. OJK akan terus mendukung pengembangan UMKM ini," kata Hoesen, Rabu (29/9).

Di Indonesia banyak masyarakat yang ekonominya bertumbuh dari kegiatan sehari-hari. Sayangnya selama ini hanya dibicarakan dan baru saat ini kebijakan memiliki keberpihakan. OJK mendukung UMKM untuk terus tumbuh.

OJK melihat usaha yang bisa berlangsung untuk jangka panjang adalah manajemen kelola perusahaan, manajemen risiko korporasi, dan kepatuhan terhadap peraturan. Sedangkan pertumbuhan akan berfluktuatif tiap tahunnya.

"OJK hanya mengingatkan BRI, PMN dan Pegadaian pada transaksi modelnya akan banyak sekali terjadi transaksi afiliasi, cukup material dan punya benturan kepentingan. Itu bagian tata kelola, dan risiko yang harus dijaga," kata Hoesen.

Perusahaan BUMN juga diharapkan untuk bisa satu per satu melantai di Bursa Efek Indonesia dan berkontribusi ke pertumbuhan pasar modal. Kinerja pasar modal ditentukan oleh kebijakan pemerintah dan kinerja dari korporasi.

"Kualitas kebijakan pemerintah dan kinerja perusahaan emiten yang menciptakan pertumbuhan di bursa dan iklim investasi yang lebih baik," kata Hoesen.

Baca juga :  Wakil Ketua MPR Soroti Keberpihakan saat Terima Audiensi Dewan UKM Indonesia

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso mengatakan right issue saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan 28,2 miliar saham baru telah terserap seluruhnya dengan nilai Rp 95,9 triliun.

Jumlah ini terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai Pemerintah dan Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik, dimana Rp27,9 triliun diantaranya berasal dari pemegang saham asing. dan oversubscribed 1,53%.

"Tugas kami di korporasi untuk menciptakan nilai ekonomi dan sosial. Inisiatif besar ini sangat berhubungan dengan visi perusahaan untuk menjadi grup bank yang paling bernilai di Asia Tenggara, dengan menjadi juara dari inklusi keuangan," kata Sunarso.

Artinya perusahaan ingin selalu menciptakan nilai untuk pemangku kebijakan dan pemegang saham. Maka bank akan selalu memastikan sumber pertumbuhan baru.

Dengan hasil rights issue tersebut, maka kepemilikan saham publik masih dapat terjaga di atas 40% sesuai dengan target BRI. Tingginya minat terhadap rights issue BRI ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham terhadap visi untuk fokus pada penetrasi keuangan dengan mengamankan sumber pertumbuhan baru di segmen mikro yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham.

“Keberhasilan ini akan mengobarkan semangat BRI dan Holding Ultra

Mikro untuk membawa jutaan pelaku usaha ultra mikro naik kelas dan memberikan kontribusi positif bagi para stakeholders, dan perekonomian nasional,” kata Sunarso.(OL-2) )

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya